Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Dokter Hemriadi, calon siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) asal Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) kini sedang menjajaki seleksi tahap akhir menjadi anggota Polri.
Kondisi dirinya yang difabel justru memantik semangatnya dalam mengikuti tahap seleksi penerimaan anggota Polri.
Hemriadi awalnya tak berniat menjadi polisi. Namun kebijakan rekrutmen anggota disabilitas yang digagas Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo membuat dirinya berminat.
"Karena tahulah untuk menjadi polisi harus punya fisik yang baik, yang utuh. Tapi seiring dengan adanya kebijakan Bapak Kapolri tentang penerimaan SIPSS 2024 lewat jalur rekpro (rekrutmen proaktif-red) difabel, dari situlah saya punya niat untuk jadi seorang polisi," ujar Hemriadi, Kamis (29/2/24).
Baca Juga: Dicintai Masyarakat di Perbatasan, Berikut Sosok Briptu Annisa
Hemriadi mengalami kebutaan mata kiri sejak kecil. Keputusannya mengikuti seleksi, selain untuk dirinya sendiri, ia ingin memotivasi para difabel lainnya. "Bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk mendapat kesempatan yang sama," lanjut Hemriadi.
Meskipun orang anggap berbeda, Hemriadi mengaku tidak masalah. Ia menjalani hidup dengan normal dan merasa bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
"Tapi saya tidak menganggap ini suatu kekurangan, bahkan ini kelebihan karena kondisi saya lah saya bisa sampai di Semarang, mendaftar SIPSS," ujar Hemriadi.
Dia bersyukur dengan kesempatan menjadi perwira polisi melalui jalur SIPSS. Dia juga bersyukur dapat bertahan mengikuti proses seleksi hingga tahap akhir. Kini Hemriadi sedang menanti pengumuman hasil seleksi SIPSS Polri Tahun Anggaran 2024.
"Saya ucapkan alhamdulillah, banyak terima kasih kepada Bapak Kapolri yang telah memberikan keempatan bagi kami, terutama saya, untuk ikut seleksi menjadi seorang polisi," ungkap pria berusia 35 tahun ini.
Dokter Hemriadi menuturkan proses seleksi calon siswa dari kelompok disabilitas sama seperti siswa umumnya. Dia melewati tahap pemeriksaan administrasi, kesehatan hingga psikotes. Dia kembali bersyukur bisa melewati tahap seleksi mulai dari tingkat panitia daerah (panda) hingga tingkat panitia pusat (panpus).
Sejauh ini, ujarnya, seleksi SIPSS semuanya berjalan dengan baik. Seleksi dari panitia daerah Polda Sulbar hingga panpus, mulau dari pemeriksaan tahap pertama, psikotest, PMK, berjalan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku.
Hemriadi sejatinya telah memiliki pengalaman selama dua tahun menjadi dokter pegawai harian lepas (PHL) Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara (UGD RSB) Tingkat IV Kota Mamuju ini.
"Keluarga saya tidak menyangka ada pendaftaran SIPSS lewat jalur rekpro (rekrutmen proaktif-red). Saya saja tidak menyangka, apalagi keluarga. Tapi saya meyakinkan keluarga ada pendaftaran SIPSS 2024 lewat jalur ini. Saya tunjukkan jadwal pendaftarannya di Instagram Polda Sulbar. Saya yakinkan keluarga saya mau mendaftar, mudah-mudahan ini jalan rejeki kita menjadi polisi," cerita Hemriadi.
(ndt/pr/nm)