Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperbanyak stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) untuk menangani polusi udara.
"Kami membeli empat SPKU di 2011. Baru di 2023, kita ada penambahan dalam jumlah yang banyak, yakni sembilan unit SPKU. Namun, pada 2024 ini akan ditambah lima unit SPKU. Kita ingin serius tangani polusi udara di Jakarta," ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Jumat (26/1/24).
Namun, jumlah SPKU yang ada saat ini masih belum ideal untuk wilayah Jakarta. Di sisi lain, Pj Gubernur Heru menyebut, saat ini kondisi udara di Jakarta sudah cukup baik, dengan menunjukkan data pengukuran yang berada pada akses website Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca Juga: Kapolda NTT Gelar Kunjungan Kerja dan Silaturahmi Dengan Polres Nagekeo
"Kondisi udara di Jakarta sekarang menunjukkan data polutan PM10 di angka 41 dari ambang batas maksimal yang mencapai angka 55," jelas Pj Gubernur Heru.
Terkait kondisi tersebut, Pemprov DKI meminta semua pihak jangan terlena, sebab ketika musim kemarau angka tersebut bisa saja pada kondisi tidak baik jika tak ditangani dengan tepat.
Selain itu, Pj Gubernur Heru juga mendorong semua pengelola gedung untuk terus memasang kabut air (water mist) karena cukup efektif dalam menurunkan polusi udara.
"Musim kemarau akan selalu ada di setiap tahunnya. Kita akan selalu antisipasi hal itu agar penanganan polusi udara lebih maksimal," tutur Pj Gubernur Heru.
Lebih lanjut, Pj Gubernur Heru mengatakan, idealnya jumlah SPKU di Ibu Kota sebanyak 25 unit. Oleh karena itu, pihaknya akan menambah SPKU di Jakarta secara bertahap.
"Penempatan lokasi SPKU harus dilakukan dengan kajian untuk merepresentasikan variasi aktivitas manusia, termasuk pusat olahraga, kawasan hutan kota, dan hunian padat penduduk," tutup Pj Gubernur Heru.
(ndt/pr/nm)