KKB “Penumpang Gelap” Demokrasi Bangsa

2 December 2020 - 16:11 WIB

Tanggal 5 Desember nanti di tanah Papua sudah berhembus isu adanya Hari Ulang Tahun Papua Merdeka.

Seolah menyambut tanggal ini hampir semua warga Papua terutama mahasiswa yang bersimpati dengan gerakan ini sudah mulai melancarkan aksinya. Di Ambon misalnya, Asrama Mahasiswa Papua sampai dijaga TNI mengingat aktifitas menyambut HUT ini sudah dianggap meresahkan warga dan dianggap sudah melebihi batas wajar.

Pun demikian dengan tokoh tokoh Papua seperti Beny Wenda sudah terang terangan menyatakan bahwa Papua telah merdeka sampai memiliki Presiden sendiri dengan nama Yabol Sembut dan Kapolri Elias Ayakeding adalah tindakan makar yang terang terangan dan harus diberi tindakan tegas agar jangan sampai eksis sehingga akan sulit dalam memberantasnya.

Hal yang diperhatikan adalah KKB (Kelompok Kecil Bersenjata) dan Gerakan Papua Merdeka sering kali menjadi “penumpang gelap” jalannya demokrasi di Indonesia.

Hal ini terlihat ketika bangsa Indonesia disibukan dengan suasana tekanan politik dari kelompok kelompok Islam radikal serta adanya gangguan dari kelompok Majelis Indonesia Timur terhadap warga sipil di Sulawesi Tengah serta agenda Pilkada Langsung di sejumlah daerah pada tanggal 9 Desember ini.

Hiruk pikuk dan tarik menarik antar kelompok kepentingan seiring kepulangan Habib Rizieq ditambah unsur politik Pilihan Presiden tahun 2024 yang sudah digagas mulai sekarang dimanfaatkan oleh kelompok KKB dan Papua Merdeka menumpangi kepentingannnya yaitu Papua Barat Merdeka.

Kelompok KKB dengan modal senjata melakukan sejumlah teror kepada aparat kepolisian dan TNI di sejumlah wilayah di Papua, sementara tokoh tokoh politik mereka melakukan aksi di forum forum internasional agar aksi mereka mendapat simpati dunia internasional.

Kita selalu ingat setiap kali presiden Indonesia mengadakan acara di forum forum international selalu saja KKB melakukan aksinya untuk mendapat perhatian, hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi agar jangan sampai terulang kejadian kejadian KKB yang melakukan aksi intimidasi, perusakan dan pembakaran juga penembakan ke aparat ataupun warga sipil di Papua Barat.

Mungkin selain fokus diibu kota dalam menangani epidemi covid19 dengan penegakan protokol kesehatan, juga wilayah di Aceh, Sulawesi Tengah yang saat ini sedang diburu oleh TNI kelompok MIT yang baru saja melakukan aksinya, aparat TNI dan Kepolisian juga harus ektra waspada dan perlu penambahan pasukan di Papua Barat terutama menjelang tanggal 5 Desember sebagai HUT Papua Merdeka, jangan sampai mereka kembali menjadi ”Penumpang Gelap” dalam jalannya demokrasi di Indonesia, yang mengatasnamakan perjuangan HAM tetapi ujungnya adalah makar dengan mendirikan Negara Papua Merdeka.

Share this post

Sign in to leave a comment