Binmas Noken, Cara Polisi Mencintai Papua

3 August 2024 - 12:13 WIB

www.tribratanews.com - Papua. Hewan Babi bagi orang Papua tidak cuma bernilai ekonomi tapi juga sosial budaya. Karena itu tidak aneh bila melihat para ibu di sana menggendong babi ke dalam noken, sedangkan anaknya yang masih kecil dibiarkan berjalan seiring. Kalau pun dibuatkan kandang, letaknya biasa berdampingan dengan honai keluarga.

 

 

Tidak jarang malah babi-babi peliharaan mereka dibiarkan tidur bersama di dalam honai. Di siang hari dibiarkan bebas mencari makan sendiri. Menjadi sangat rentan bila babi-babi itu makan dari tempat sampah.

 

 

Sejak beberapa tahun lalu, para polisi yang bertugas di Papua mencoba memberi pemahaman kepada warga di sana. Para polisi membantu membangun kandang yang sehat sekaligus melakukan pendampingan. Mereka diajari menyediakan pakan, memandikan, dan merawatnya agar berkembang biak dengan baik.

 

 

Tidak hanya itu, para polisi di sana juga mengajarkan kembali beternak lebah, menanam sayuran. Kepada anak-anak, mereka mengajarkan membaca, menulis, menyanyi, dan mendongeng.

 

 

 

Sebagai aparat penegak hukum, bhayangkara dan bhayangkari yang bertugas di tanah Papua tak cukup hanya menegakkan aturan seperti tertuang dalam KUHP.

 

 

Kearifan dan empati dalam memandang orang Papua secara utuh mutlak dimiliki sebagai keterampilan pribadi. Mereka harus bisa menjadi guru dan mengajarkan materi apa saja bagi anak-anak Papua yang belum tersentuh pendidikan. Juga harus cakap bertani, beternak, dan keterampilan lainnya untuk ditularkan kepada masyarakat Papua agar mereka mandiri secara ekonomi.

 

 

 

Untuk diketahui, Noken merupakan sebutan untuk tas tradisional orang Papua. Tas itu juga simbol martabat dan peradaban serta kehidupan. Karena itu sederhananya Binmas Noken memaknai sebagai operasi kepolisian untuk mengangkat harkat dan martabat kehidupan masyarakat dan rakyat Papua.Tugas utama Binmas Noken Polri adalah menjalankan misi atau operasi kepolisian yang bersifat kemanusiaan atau soft approach policing khususnya di wilayah Pegunungan Tengah Papua.

 

 

 

Menurut Eko Rudi Sudarto, konsep Binmas Noken dirintis oleh Jenderal Muharsipin pada 1993. Esensinya kala itu adalah membangun interaksi petugas Polri yang memiliki kemampuan dengan memberikan contoh. Menjadi teladan dan memberi bantuan dalam upaya pemberdayaan masyarakat Papua. Bentuknya bisa pertukangan, pertanian, perkebunan, perikanan, dan lainnya. Muharsipin kemudian membangun suatu wilayah pelatiah keterampilan di Arso (Polres Keerom). Apa yang dilakukan Muharsipin kala itu masih disebut dengan Binmas Pionir.

 

 

Para Kapolda berikutnya ikut mengembangkan apa yang dirintisnya itu. Paulus Waterpaw, kini Kepala Baintelkam Mabes Polri, antara lain menginisiasi Polisi Pi Ajar. Dia menerjunkan polisi di satuan polres-polres untuk pergi mengajar anak-anak yang belum tersentuh pendidikan formal. Umumnya anak-anak di wilayah Pegunungan Tengah Papua.

Share this post

Sign in to leave a comment