Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kebanyakan orang percaya keluhan leher kaku dikarenakan kolesterol tinggi. Mereka percaya kondisi ini terjadi usai mengonsumsi daging atau makanan yang mengandung lemak tinggi. Namun benarkah leher kaku dipicu kolesterol tinggi?
Ahli gizi masyarakat, dr. Tan Shot Yen menjelaskan bahwa leher yang kaku atau terasa kencang bukanlah tanda atau gejala kolesterol. Ia menegaskan sebenarnya kolesterol tidak memicu gejala pada fisik, seperti leher kaku, kepala terasa nyut-nyutan, dan bahu yang terasa pegal.
"Kolesterol tinggi itu nggak mungkin ada gejala secara fisik. Jadi kalau ada orang mengatakan kepalanya, lehernya kenceng segala macam, cek tensinya. Jangan-jangan tensinya yang naik," ujar dr. Tan dikutip dari Detik, Minggu (23/4/23).
Baca Juga: Sebanyak 828 Napi LP Balikpapan Mendapatkan Remisi Lebaran Idul Fitri 2023
"Jadi hipertensi barangkali bisa membuat gejala buat beberapa orang. Tapi bukan berarti orang yang tidak bergejala artinya tidak punya hipertensi. Jadi hipertensi memang lebih spesifik gejalanya. Tengkuknya kenceng, kepalanya cekot-cekot, bahkan ada yang penglihatannya sedikit berkunang-kunang," tambahnya.
Ia justru menyarankan untuk segera mengecek tensi darah. Daripada leher kaku karena kolesterol, ia lebih meyakini gejala itu mungkin karena hipertensi.
Di lain waktu, spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni alias dr. Koko menegaskan, obat kolesterol seperti simvastatin, tidak bisa dipakai sembarangan.
"Minum statin tidak untuk menangkal kolesterol yang tiba-tiba meningkat karena asupan high-fat diet di fase Lebaran, statin ini kerjanya lebih slow," ungkapnya
(sy/hn/um)