Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Mengonsumsi kafein sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Namun, tak bisa dipungkiri mengonsumsi kafein secara berlebihan memiliki efek negatif bagi kesehatan tubuh.
Perlu diketahui jika seseorang berhenti mengonsumsi kafein, tubuh akan merasakan beberapa manfaat.
Dikutip dari beberapa sumber, berikut hal yang akan Terjadi pada Tubuh saat Menyetop mengonsumsi Kafein.
1. Migrain
Orang yang mengurangi atau menghentikan kafein setelah sebelumnya rutin mengonsumsi, bisa jadi mengalami sakit kepala hebat seperti migrain. Sebagai molekul yang larut dalam lemak dan air, kafein dengan mudah melintasi penghalang darah hingga otak yakni menyempitkan, atau mempersempit pembuluh darah.
Menyempitkan pembuluh darah menyebabkan berkurangnya aliran darah, yang dapat membantu mengurangi nyeri migrain. Mengurangi atau menghentikan kafein secara tiba-tiba akan membuat pembuluh darah tiba-tiba meningkat. Peningkatan aliran darah yang dramatis ini dapat menyebabkan sakit kepala berdenyut-denyut, mirip dengan migrain.
Sakit kepala akan mereda begitu otak beradaptasi dengan perubahan aliran darah.
2. Kelelahan
Banyak orang mengonsumsi kafein di pagi hari untuk meningkatkan tingkat rasa waspada dan konsentrasi mereka. Kafein mencegah kelelahan dan meningkatkan kewaspadaan dengan memblokir reseptor adenosin di otak.
Baca Juga: Ampuh Turunkan Asam Urat, Ini 7 Manfaat Daun Suruhan untuk Kesehatan
Adenosine adalah neurotransmiter yang memperlambat sistem saraf pusat, saat tubuh bersiap untuk tidur. Namun, ketika seseorang tiba-tiba berhenti atau mengurangi asupan kafeinnya, hal itu bisa berdampak sebaliknya dan membuat seseorang merasa lebih lelah di siang hari.
3. Gangguan Mood
Mengonsumsi kafein dosis rendah dapat meningkatkan mood dan mengurangi perasaan cemas. Namun, mengonsumsi kafein dalam dosis sedang hingga tinggi bisa memicu perasaan cemas, gelisah, dan gugup.
Perubahan suasana hati ini terjadi karena efek kafein pada berbagai neurotransmiter. Ini termasuk dopamin, glutamat, dan norepinefrin. Dopamin mengaktifkan pusat kesenangan di otak dan berperan dalam mengatur emosi dan perilaku.
Studi 2015 menunjukkan kafein tidak secara langsung merangsang produksi dopamin. Sebaliknya, itu meningkatkan jumlah reseptor dopamin yang tersedia di otak. Ini dapat meningkatkan efek keseluruhan dopamin pada otak.
Berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba dapat menyebabkan perubahan dramatis pada bahan kimia yang ada di otak, yang berakibat pada munculnya perasaan cemas, depresi, atau mudah tersinggung.
4. Sembelit
Kafein merangsang kontraksi di usus besar dan usus. Kontraksi ini membantu memindahkan makanan dan bahan limbah melalui saluran pencernaan.
Orang yang rutin mengonsumsi kafein mungkin mengalami sembelit ringan setelah mengurangi asupan kafeinnya. Sebetulnya, sembelit bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan kaya serat dan tetap terhidrasi.
(ri/pr/nm)