Aksi Heroik Polisi Gendong Warga Terkena Serangan Jantung di Halte TransJakarta

2 April 2020 - 05:47 WIB
Masyarakat dihebohkan dengan aksi heroik seorang anggota polisi lalu lintas yang menggendong warga yang terkena serangan jantung di Halte Transjakarta Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Jumat (14/02/20).

Pahlawan yang menyelamatkan nyawa warga tersebut adalah Bripka Sigit Prabowo anggota Satlantas Wilayah Jakarta Barat yang dengan inisiatif menggendong Muhammad Darwin dari halte ke RS. Harapan Kita.

Video aksi Bripka Sigit kemudian viral setelah diunggah dimedia sosial pada Jumat (14/2/20).

Sebelumnya sekitar Pukul 10.00 WIB saat lalu lintas di Jalan S. Parman, Jakarta Barat masih dipadati kendaraan. Sebagai anggota Satlantas Jakarta Barat, Bripka Sigit Prabowo ditugaskan untuk mengatur lalu lintas di Jalan S. Parman arah Slipi, salah satu titik kemacetan di saat pagi hari.

Di sela tugasnya mengatur lalu lintas, suara dari handy talkie (HT) berbunyi. Isinya menginformasikan adanya laporan seorang pria yang dalam keadaan sesak nafas di dalam Halte TransJakarta Rumah Sakit Harapan Kita.

Mendengar suara HT yang menugaskan anggota terdekat untuk segera ke lokasi, Bripka Sigit yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari tempat itu langsung menuju lokasi.

Setibanya disana, ia melihat seorang pria paruh baya, dalam keadaan duduk terpojok di dalam halte, nafasnya terengap-engap sambil memegangi bagian dadanya. Orang-orang sudah mengerumuni pria itu, namun tak ada satu pun yang bertindak.

Melihat kondisi pria itu yang sepertinya terkena serangan jantung, Bripka Sigit langsung bereaksi. Lokasi halte yang berada di depan Rumah Sakit Harapan Kita, pusat penyakit jantung di Jakarta membuatnya reflek untuk menggendong pria itu.

“Spontan saya langsung gendong ke UGD karena tidak mungkin ambil kursi roda dulu takut terlalu lama,” ungkap Bripka Sigit.

Bagi Bripka Sigit menggendong seorang pria paruh baya yang beratnya sekitar 60 kilogram bukanlah hal sulit. Terlebih, saat itu, pria yang diketahui bernama Muhammad Darwin (50) itu masih memegangi dadanya dan nafasnya sesak.

Kendati harus menyeberangi ruas Jalan S. Parman yang arah ke Slipi untuk masuk ke dalam Rumah Sakit Harapan Kita hingga ke ruang UGD seolah tak jadi kendala.

Padahal jaraknya cukup lumayan, sekitar 200 meter. “Yang saya pikirkan saat itu bagaimana bapak ini bisa diselamatkan,” jelas Bripka Sigit yang menyebut saat itu korban memang sendirian menggunakan TransJakarta.

Aksi heroik Bripka Sigit sewaktu menggendong Darwin langsung viral di media sosial.

Banyak masyarakat yang memuji aksi polisi berpangkat Brigadir Kepala itu. Dalam video yang viral, terlihat seorang anggota polisi yang memakai rompi dan helm Polantas, menggendong pria yang diduga terkena serangan jantung.

Melihat hal itu, Bripka Sigit mengatakan bahwa apa yang dilakukannya memang sudah tugasnya sebagai seorang polisi.

“Memang sudah tugas saya sebagai polisi untuk membantu masyarakat,” tegas Bripka Sigit.


Aksi heroik yang dilakukan Bripka Sigit pun mendapat apresiasi dari komandannya, Kasat Lantas Jakarta Barat, Kompol Hari Admoko. Kompol Hari berencana mengajukan penghargaan untuk anggotanya itu.

“Ini memang merupakan tugas dari polisi dalam melaksanakan tugasnya, tapi karena ini merupakan suatu hal yang heroik, nanti akan usul ke pimpinan untuk dapat penghargaan,” ungkap Kompol Hari.

Setelah menemui keluarga korban di Rumah Sakit Harapan Kita, Kompol Hari dan Bripka Sigit menuju Mapolres Metro Jakarta Barat.

Menurut Kompol Hari, Bripka Sigit dipanggil Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie Latuheru terkait aksi heroiknya itu.

Selain jajaran kepolisian, keluarga korban juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bripka Sigit. Kakak Darwin, Rusnani (55) yang menemani sang adik di Rumah Sakit Harapan Kita tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Sigit.

“Saya terima kasih sudah nolong adik saya sampai kesini,” ungkap Rusnani meneteskan air mata.

Menanggapi ucapan itu, Bripka Sigit menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya memang sudah bagian dari tugasnya.

“Iya ibu, itu memang sudah tugas kami untuk saling membantu. Semoga bapak bisa segera sehat kembali,” jelas Sigit.

Rusnani mengatakan bahwa adiknya memang mengalami riwayat sakit jantung.

Keberadaan Darwin di Halte TransJakarta memang hendak menuju Rumah Sakit Harapan Kita untuk berobat rutin. Namun, Darwin enggan diantarkan dan memilih berobat seorang diri dari rumahnya di kawasan Karawaci, Tangerang menuju Rumah Sakit Harapan Kita menggunakan transportasi umum. Dan saat berada di Halte TransJakarta, serangan jantung kembali menyerang Darwin hingga dievakuasi oleh Bripka Sigit dengan cara digendong.

“Adik saya memang sudah tiga bulan terakhir kena sakit jantung dan sudah enam kali masuk rumah sakit. Tadi pagi dia memang mau berobat kesini,” jelas Rusnani.

Rusnani menceritakan, kondisi kesehatan sang adik yang kerap terkena serangan jantung saat berada di tempat umum memang bukanlah yang pertama kali.

“Waktu itu pas lagi di Busway daerah UKI juga sempat kambuh dan polisi juga yang nolong sampai dibawa ke RS UKI. Di depan Rumah Sakit Tarakan juga pernah,” tutur Rusnani.

Kendati kondisi Darwin kerap kambuh, Rusnani dan pihak keluarga mengaku tak mengetahui detail terkait penyakit jantung yang dialami Darwin.

“Kami belum tahu persis sakit jantung apa, tapi menurut dokter suruh kontrol-kontrol saja. Maklumlah kita kalangan menengah ke bawah,” tutur Rusnani.

Namun, saat ini Rusnani sudah sedikit lega lantaran kondisi Darwin sudah mulai stabil.

“Alhamdulilah sekarang sudah ditangani dan sudah bisa diajak ngobrol,” tutupnya.

Share this post

Sign in to leave a comment