www.tribratanews.com - Cianjur. KSAL, Laksamana Yudo Margono, yang diusulkan Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI, menggantikan Jenderal Andhika Perkasa yang akan segera memasuki masa pensiun didampingi kepala staf dua matra lainnya, yakni KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan KSAU, Marsekal Fajar Prasetyo, juga didampingi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Dr. Rahmat Edi Irawan., S.Pd., M.IKom , Kehadiran Kapolri yang bukan warga TNI tentu amat menarik, karena mengirim pesan yang kuat tentang sinergitas TNI-Polri sebagai asset bangsa Indonesia dalam menjaga keamanan, ketertiban serta keutuhan NKRI.
Baca juga : Meninggikan Diplomasi Perpolisian
Kita tentu ingat sekali saat pandemi Covid 19 masuk ke Indonesia, Kapolri berdua dengan Panglima TNI yang saat itu dijabat Marsekal Hadi Tjahjanto, meluaskan dan menggencarkan vaksinasi ke seluruh pelosok wilayah Indonesia.
Kedua pimpinan institusi kebanggaan bangsa Indonesia tersebut juga bahu membahu menegakkan disiplin masyarakat di era PSBB dan PPKM saat Covid tengah menggila.
Tanpa sinergitas mereka, rasanya kita tidak dapat melalui masa-masa sulit pandemi dan bangkit lebih cepat serta pulih lebih kuat, menatap Indonesia ke depan yang lebih baik dan maju.
Kita menginginkan TNI-Polri yang kuat, yang tidak terpecah, yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan pribadi, golongan, apalagi partai politik. Semoga ke depannya, guyubnya kedua pimpinan institusi ini dapat menjadi modal besar bagi kita, untuk menghadapi berbagai permasalahan seperti intoleransi, keamanan Papua, serta ancaman terorisme.
(ta/ym/hn/um)