“Positivity Rate” Covid-19 Capai Titik Terendah Selama Pandemi, Pejabat Bank Dunia Puji Penanganan Covid di Indonesia

23 September 2024 - 09:58 WIB
www.tribratanews.com - Jakarta. Penurunan angka penyebaran Covid-19 ini tentunya tidak terlepas dari peran dan dukungan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Polri pun menjadi salah satu aktor penting dalam menanggulangi wabah Covid-19 bersama TNI, Kemenkes serta Instansi terkait.
 

Hal ini tak lepas dari peran Polri dan instansi terkait yang tanpa lelah dan tiada henti terus bergerak memasifkan sosialisasi, memberikan edukasi, termasuk langkah tegas kita dalam memberikan efek jera bagi pelanggar protokol kesehatan melalui kegiatan penertiban dan operasi yustisi untuk meningkatkan disiplin masyarakat
 

Berbagai upaya dan keterlibatan Polri dalam penanganan Covid-19 patut kita apresiasi. Polri telah berjuang keras sebagai instrumen keamanan dan ketertiban masyarakat di masa pandemi. Salah satu upaya Polri adalah dengan membentuk Satgas Aman Nusa II yang terdiri dari Sub Satgas Pidum, Sub Satgas Ekonomi, serta Sub Satgas Siber. Masing-masing sub satgas bertugas untuk menindak tindak pidana umum, tindak pidana ekonomi dan tindak pidana cyber yang terjadi selama masa pandemi.
 

Melandainya kasus Covid-19 di Indonesia nyatanya mendapatkan pujian beberapa pihak. Salah satu yang memuji penanganan pandemi RI adalah Bank Dunia.
 

Dalam sebuah artikel yang berjudul "Indonesia has passed 100 million COVID-19 vaccine doses. What can we learn?", Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen menjelaskan bahwa, RI telah berhasil menangani pandemi dengan dua cara yang sangat efektif.
 

Kahkonen menjelaskan bahwa Indonesia berhasil membangun sebuah persepsi bahwa vaksinasi yang cepat mampu memitigasi efek dari infeksi Covid-19. Hal ini membuat Indonesia mampu menyuntikkan 100 juta dosis vaksin corona hingga saat ini.
 

"Sementara kekurangan vaksin global telah menjadi masalah utama bagi negara-negara lain, Indonesia telah mampu mengamankan pasokan yang stabil dan secara signifikan meningkatkan program vaksinasinya," ujarnya dikutip dari blog worldbank, Senin (20/9/2021).
 

Poin kedua yang tertulis dalam laporan itu adalah fokus pendanaan pemerintah kepada penanganan pandemi. Utamanya terhadap sektor kesehatan,pemulihan ekonomi, dan mitigasi dampak sosial.
 

"Komitmen senilai US$ 50 miliar ini telah diperoleh dari anggaran pemerintah melalui prioritas ulang, dan juga dengan memobilisasi sumber daya eksternal," tegasnya.
 

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa kasus Covid-19 mingguan di Indonesia kembali mencetak penurunan yang cukup drastis. Berdasarkan data per 20 September 2021, kasus positif harian menyentuh angka seribu kasus, dengan kasus aktif 1% selama lima hari berturut-turut.
 

“Ini adalah pencapaian yang cukup baik dan buah kerja keras kita semua, mengingat kita pernah mencapai 56 ribu kasus dengan kasus aktif hingga 18% pada Juli lalu,” ujar Wiku dalam konferensi persnya, Rabu 22 September 2021.
 

Selain itu, Wiku juga menyampaikan bahwa orang yang positif Covid-19 atau positivity rate hanya 2,48%. Angka ini, kata dia, merupakan positivity rate mingguan terendah yang pernah dicapai Indonesia sepanjang pandemi Covid-19.
 

Hasil tersebut diketahui dari jumlah orang yang diperiksa di minggu-minggu ini, dimana jumlah testing mencapai 1 juta orang. Jumlah testing itu meningkat dari yang sebelumnya berkisar 600 hingga 900 ribu orang yang dites.
 

Penurunan kasus Covid-19 di Indonesia, kata Wiku juga dikuti dengan meningkatnya persentase angka kesembuhan. Kesembuhan kini telah mencapai lebih dari 95% dan kesembuhan harian juga terus meningkat berkali-kali lipat dari kasus positif di setiap harinya.
 

“Bahkan pada 13 September, kasus kesembuhan hampir lima kali lipat dari kasus positif harian, dimana kasus positif bertambah 2.577 kasus sedangkan kesembuhan bertambah 12.474 kasus,” paparnya.
 

Kendati Wiku mengklaim bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terkendali, namun dia menegaskan pemerintah tidak akan melakukan evaluasi PPKM yang bersifat drastis, baik PPKM Jawa-Bali maupun di luar Jawa-Bali.
 

“Kedepannya, evaluasi hanya berbentuk penyesuaian terhadap kondisi di lapangan,” pungkasnya.

Share this post

Sign in to leave a comment