www.tribratanews.com - Banda Aceh. Polda Aceh saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan perdagangan manusia (human trafficking) terhadap ratusan pengungsi Rohingya yang ditemukan nelayan di perairan Aceh beberapa waktu lalu.
Kapolda Aceh, Irjen. Pol. Drs. Ahmad Haydar, S.H., M.M., mengatakan dugaan perdagangan manusia yang melibatkan pengungsi Rohingya itu masih dalam penyelidikan pihaknya.
Menyikapi penyelidikan tersebut, Direktur Diaspora Transnasional Asia Tenggara, Muhammad Ichsan mendukung penuh penyelidikan perdagangan manusia oleh Polda Aceh terhadap 120 etnis Rohingya yang baru saja masuk ke wilayah Aceh baru - baru ini.
Ia menjelaskan bahwa Aceh sebagai wilayah terbuka di Selat Malaka sangat rawan terhadap perdagangan manusia.
"Selain Perdagangan Narkotika, Perdagangan manusia perahu rohingya sangat marak terjadi diperairan Selat Malaka dan diduga nantinya mereka akan dipekerjakan oleh cukong (mafia) penyeludup di negara ketiga seperti Malaysia, Australia," tutur alumni Magister
Kajian Asia Tenggara, Universitas Indonesia ini, Minggu (2/1/2022).
"Sangat aneh sekali setiap pengungsi Rohingya yang terombang ambing dilaut lepas terdapat mayoritas wanita usia muda dan anak - anak. Ini pola yang sama dilakukan penyeludup disetiap penemuan oleh nelayan lokal dilaut lepas," jelasnya lebih lanjut.
"Wanita dan anak- anak sangat mudah diseludupkan sebenarnya, ini bukan lagi berbicara konflik etnis di sebuah negara di ASEAN tapi ini sudah kepada praktek kejahatan transnasional (lintas batas negara terdekat)," tambahnya.
(my/bq/hy)