Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan langkah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim sudah konkret dan ada implementasi yang nyata.
"Kita tidak lagi seperti negara lain yang cuma bilang komitmen, cuma bilang ambisi," ujar Menteri KLHK Siti seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/11/23).
Menteri KLHK Siti mengatakan negara-negara menjaga penurunan emisi gas rumah kaca paling sedikit 43 persen, sedangkan Indonesia telah berhasil menurunkan emisi sebanyak 52 persen pada 2020.
Baca Juga: Polda Riau Gandeng Tokoh Agama Dalam Upaya Ciptakan Pemilu Damai 2024
Kemudian, angka penurunan emisi bergerak fluktuatif di atas 43 persen pada 2024 dan tercatat sebanyak 42 persen pada 2022.
"Indonesia sebetulnya sudah masuk di kelompok negara-negara yang bisa menurunkan emisi gas rumah kaca secara cukup ambisius. Artinya, cukup aman," terang Menteri KLHK Siti.
Meski angka penurunan gas rumah kaca Indonesia terbilang tinggi, namun pemerintah terus bekerja keras untuk menekan angka pengeluaran emisi dari ekosistem pesisir berupa mangrove, terumbu karang, dan padang lamun, termasuk peternakan serta pertanian.
KLHK menyatakan sektor peternakan turut menyumbang emisi akibat kotoran hewan ternak dan mengolah lahan pertanian dengan cara dibajak juga menghasilkan emisi besar.
"Sekarang kami bereskan sehingga hitung-hitungan angkanya akan lebih baik lagi dari sekarang yang kami targetkan 43,2 persen. Tahun depan dari hitungan yang sudah ada kita akan putuskan (penurunan emisi) pasti lebih dari 43,2 persen," pungkas Menteri KLHK Siti.
(ndt/hn/nm)