Tribratanews.tribratanews.com - Kemenkes melaporkan 57 kasus positif monkeypox atau cacar monyet di Indonesia. Dalam konferensi pers update fatalitas kasus monkeypox di Indonesia, Kamis (23/11/23).
Kemenkes mengungkap 6 kasus di Jawa Barat, 6 kasus di Banten, 2 kasus di Jawa Timur, dan 1 kasus di Kepulauan Riau.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, menjelaskan bahwa Indonesia pertama kali melaporkan kasus ini pada 20 Agustus 2022, dan setelah tidak ada kasus selama beberapa waktu, kembali terdapat laporan kasus pada 13 Oktober 2023.
Baca Juga: Ketua Bawaslu Tekankan Pengawas Pemilu Tak Segan Tindak APK Bermasalah
"Pada 13 Oktober 2023 mulai ada laporan terkait kasus dan terkonfirmasi saat ini ada 57 kasus, 0 probable, 8 suspek, 191 discarded, dan 33 sembuh," ungkapnya, dilansir dari berita satu.
dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, menambahkan bahwa keseluruhan kasus ini melibatkan individu berjenis kelamin laki-laki, dan Kemenkes belum menerima laporan kasus pada wanita.
Rentang usia penderita monkeypox paling banyak berasal dari usia 30-39 tahun, dengan kondisi pasien yang umumnya memiliki penyakit penyerta seperti HIV, sifilis, hipertensi, HSV, dan TBC aktif.
"Saat ini, semua 57 kasus ini menjalani isolasi, dengan 7 orang di antaranya dirawat di rumah sakit, 14 orang isolasi mandiri dengan pengawasan Dinkes, 1 orang dirawat di RS dan meninggal dunia, dan 33 sembuh," tambahnya.
Gejala cacar monyet umumnya melibatkan lesi, demam, ruam, limfadenopati, myalgia, sakit tenggorokan, sulit menelan, batuk, diare, mual, dan muntah.
Meskipun terdapat 57 kasus terkonfirmasi positif monkeypox, penyakit ini memiliki peluang kematian yang sangat kecil dan dapat disembuhkan.
Kemenkes dan dinas terkait telah berkoordinasi untuk mengatasi dan mengobati penyakit ini, dan telah menyediakan vaksinasi khusus cacar monyet bagi kelompok rentan/khusus. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada.
(ek/hn/nm)