Kemenkes Ingatkan Literasi Medsos untuk Jaga Kesehatan Mental

12 October 2024 - 17:34 WIB
Source Foto: Antara

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya masyarakat untuk memiliki literasi dan menyaring informasi di media sosial. Hal ini bertujuan agar kesehatan mental tetap terjaga.

"Menurut saya sekarang kita itu terlalu banyak informasi. Kita justru perlu literasi dan menyaring informasi mana yang perlu kita dapatkan, karena ada bermacam-macam di media sosial," ujar Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, Jumat (11/10/24).

Direktur Imran mengatakan, media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Menurut dia, tidak sedikit masyarakat mengalami stres akibat gaya hidup mewah atau prestasi yang sering dipamerkan di media sosial.

Menurut dia, tidak semua yang ada di media sosial tersebut merupakan fakta atau realita, sehingga masyarakat perlu literasi dan melakukan verifikasi terhadap kondisi sosial yang ada. Di samping itu, pemicu masalah kesehatan mental lainnya adalah faktor finansial masyarakat pada umumnya yang dinilai semakin menurun.

Oleh karena itu, ia pun mengimbau agar masyarakat agar tidak membandingkan kondisi keuangan atau kesejahteraan dengan orang lain.

"Orang gampang terpicu dengan prestasi orang lain, begitu kan. Jadi hal-hal seperti ini, saya kira literasi untuk menyaring informasi itu menjadi penting, sehingga kita tidak stres dan sehat secara mental," ujar Direktur Imran.

Lebih lanjut Direktur Imran menyampaikan, Kemenkes telah melakukan upaya menyeluruh meliputi tindakan preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif untuk menangani permasalahan kesehatan mental di Indonesia.

Upaya-upaya ini dilakukan kepada orang tua dan anak-anak, di mana orang tua dibekali pengasuhan positif supaya mereka bisa memberikan pengasuhan yang baik kepada anaknya.

Secara umum, upaya ini menargetkan agar calon Ibu memiliki kebahagiaan dan mental yang sehat. Kemudian, upaya rehabilitasi terhadap luka psikologis untuk masing-masing kelompok masyarakat, di sekolah, perguruan tinggi, dan di tempat kerja.

"Jadi kalau ada orang yang merasa dia tidak sedang baik-baik saja, dia tahu kepada siapa dia harus bercerita atau curhat. Bagaimana memberikan rasa nyaman dulu kepada orang agar yang tadinya bermasalah, tidak berkembang menjadi gangguan jiwa," jelas Direktur Imran.

(ndt/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment