Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau masyarakat untuk menghindari bepergian pada arus puncak mudik dan arus balik libur Natal dan Tahun Baru 2023/2024 agar terhindar dari kepadatan arus lalu lintas.
"Mengimbau masyarakat agar merencanakan dengan baik perjalanannya dan menghindari puncak arus mudik dan balik," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/11/23).
Jubir Adita menyampaikan, Kemenhub telah memprediksi arus mudik dan balik terjadi dua kali, yakni puncak arus mudik pertama akan terjadi pada Jumat, 22 Desember 2023, lalu kedua terjadi pada Jumat, 29 Desember 2023.
Baca Juga: Waspada, Ini Sederet Makanan yang Tak Baik Jika Dikonsumsi Sambil Ngopi
Sedangkan untuk prediksi arus baliknya terjadi pada Selasa, 26 Desember 2023, dan pada Senin, 1 Januari 2024.
Adapun titik krusial penanganan arus pergerakan masyarakat salah satunya berada di Jalur Trans Jawa.
"Untuk itu segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik, seperti misalnya manajemen rekayasa lalu lintas baik di jalan tol maupun non tol, pengendalian pasar tumpah, optimalisasi rest area di jalan tol dan jembatan timbang sebagai tempat istirahat, dan lain sebagainya," jelas Jubir Adita.
Lebih lanjut, Jubir Adita menyampaikan, guna menghindari kepadatan pada saat melakukan perjalanan, masyarakat juga diimbau untuk memanfaatkan transportasi massal atau mengikuti program mudik gratis.
Selain itu, diimbau untuk tidak menggunakan sepeda motor untuk perjalanan jarak jauh. Namun demikian, jika terpaksa menggunakan motor, agar mengutamakan keselamatan dalam berkendara.
Bagi pengguna jalan tol, agar tidak memaksakan diri untuk menggunakan rest area di jalan tol jika sudah penuh dan jangan berhenti di bahu jalan.
Jika lelah, masyarakat bisa keluar tol di kota terdekat dan bisa istirahat di tempat-tempat yang telah disiapkan.
"Mengimbau supaya masyarakat selalu mengikuti informasi terkini dari media sosial resmi milik operator jalan tol maupun kepolisian. Dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui informasi terkait rekayasa lalu lintas yang sedang diterapkan, sehingga dapat mengantisipasi kemacetan," tutup Jubir Adita.
ndt/pr/nm