Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah menyerahkan hasil investigasi awal dugaan kebocoran data pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bareskrim Polri.
Hasil investigasi itu diserahkan pada Sabtu (2/12/23). "BSSN menyerahkan laporan hasil investigasi dan forensik digital tahap awal," ujar Juru Bicara BSSN Ariandi Putra dalam keterangan tertulis, Senin (4/12/23).
Baca Juga: Wadirpamobvit Polda Bengkulu Tekankan Netralitas Saat Memimpin Pelaksanaan Apel OMB
Jubir Ariandi menjelaskan, laporan ini meliputi analisis dan forensik digital dari aplikasi dan server, yang di mana juga mengidentifikasi sumber masalah dugaan kebocoran data.
"BSSN akan terus berkolaborasi dengan KPU dan Direktorat Tindak Pidana Siber Polri. Dalam upaya pengamanan siber menjelang Pemilu 2024," tegas Jubir Ariandi.
Sebelumnya, sebuah akun Jimbo di situs peretasan BreachForums mengunggah dugaan bocoran data yang didapat dari situs KPU pada Senin (27/11). Akun ini menampilkan beberapa tangkapan layar dari situs pengecekan DPT, https://cekdptonline.kpu.go.id/.
Data yang dibobol diklaim berupa nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat. Jimbo menjual bocoran data tersebut dengan harga 2 BTC atau US$74 ribu atau setara Rp1,14 miliar.
(ndt/hn/nm)