BNPT Sebut Indoktrinasi Diputus Melalui Pengetahuan Bahaya Terorisme

11 May 2024 - 16:45 WIB
Realitarakyat

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menilai bahwa indoktrinasi dapat diputus dengan adanya pengetahuan serta kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya terorisme.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si., mengatakan bahwa belakangan ini terdapat penguatan sel-sel terorisme, salah satunya tampak dari peningkatan indoktrinasi di kalangan perempuan, anak, dan remaja.

"Kita harus melindungi masyarakat kita dengan membangun resiliensi, membangun ketahanan kawasan terhadap radikalisasi," ujarnya, dilansir dari laman Antaranews, Jumat (10/05/24).

Menurut dia , kerja sama Indonesia dengan Selandia Baru perlu terus ditingkatkan dalam rangka membangun resiliensi masyarakat.

Adapun indoktrinasi merupakan pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) suatu paham dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.

Di sisi lain, dia menekankan bahwa BNPT RI terus menggiatkan program deradikalisasi sebagai upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke tengah masyarakat.

Deradikalisasi merupakan tindakan preventif kontraterorisme atau strategi untuk menetralisasi berbagai paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan.

"Pembinaan ini demi mendukung reintegrasi warga binaan pada saat kembali ke tengah masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Selandia Baru, Giselle Larcombe, memuji program deradikalisasi BNPT RI. Dia melihat upaya soft approach atau pendekatan lunak tersebut dapat dicontoh oleh negara-negara lain di dunia. "Deradikalisasi ini sesuatu yang saya pikir inovatif dan patut menjadi contoh bagi dunia," jelasnya.

Diketahui Wakil Duta Besar Selandia Baru, mengunjungi Kantor BNPT RI didampingi oleh Atase Kepolisian Selandia Baru Paul Laurence Borell.

Tidak hanya mengunjungi Kantor BNPT RI, rombongan dari Selandia Baru itu juga mengikuti peninjauan kegiatan pembinaan rutin narapidana terorisme atau warga binaan pemasyarakatan yang sedang berlangsung serta melihat Lapas Khusus Kelas II B Sentul bersama dengan Kepala BNPT RI dan jajaran.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment