tribratanews.tribratanews.com - Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob, LL.B., berencana mengusulkan bahasa melayu menjadi bahasa kedua ASEAN. Mendengar usulan tersebut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., menentang, ia menganggap bahasa Indonesia lebih layak.
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum., juga tidak menyetujui usulan tersebut. Ia berpendapat bahasa Indonesia jauh lebih layak dijadikan bahasa kedua ASEAN karena lebih memenuhi syarat-syarat bahasa Internasional.
"Memang kalau kita lihat kaitannya dengan syarat-syarat bahasa internasional, bahasa Indonesia jauh lebih unggul daripada bahasa Melayu," ujar Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Sabtu (16/4/22).
Ada tiga aspek mengapa bahasa Indonesia lebih layak untuk menjadi bahasa kedua ASEAN menurut Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki Jumlah Penutur Lebih Banyak
Bahasa Indonesia memiliki jumlah penutur yang lebih banyak. Ada sekitar 270 juta penduduk Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia. Pengguna bahasa Indonesia lebih banyak daripada bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Program BIPA Lebih Banyak
Indonesia memiliki program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang cukup banyak di luar negeri. Terdapat ratusan lembaga penyelenggara program BIPA.
Saat ini juga sudah banyak perguruan tinggi luar negeri yang membuka prodi Bahasa Indonesia. Di UNS sendiri, banyak mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dikirimkan ke perguruan tinggi luar negeri untuk mengajarkan bahasa Indonesia.
"Di prodi, kita sudah memagangkan mahasiswa di luar negeri. Contohnya di Yale University yang merupakan top ten universitas di dunia. Kita sudah mengirimkan sepuluh mahasiswa untuk mengajar di sana. Kemudian ada juga di Thailand dan Turki," jelas Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
"Jadi, kita mengirim mahasiswa untuk magang di berbagai perguruan tinggi di luar negeri untuk mengajarkan bahasa Indonesia dan merupakan salah satu gerakan untuk internasionalisasi bahasa Indonesia," tambah Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
3. Ada Badan Bahasa di bawah Kemendikbudristek
Keberadaan badan bahasa di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi penguat citra bahasa Indonesia di mata publik. Hal ini juga sesuai dengan amanat UU No 24 Tahun 2009.
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Dr. Kundharu Saddhono, S.S, M.Hum., juga menyebutkan bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa yang diupayakan menjadi bahasa internasional.
"Ketika bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional, orang-orang akan mempelajarinya. Indonesia akan menjadi pusat perhatian dan akan berdampak di berbagai aspek," tutup Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Alasan Bahasa Indonesia Layak Jadi Bahasa Kedua ASEAN
17 April 2022 - 08:27
WIB
in
Nasional
Sign in to leave a comment