Waspada ! Tidur Terlalu Lama di Akhir Pekan Lebih Rendah Terkena Penyakit Jantung

2 September 2024 - 22:00 WIB
Ilustrasi

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta.  Sebuah Penelitian baru mengemukan bahwa individu yang tidur lebih lama pada akhir pekan memiliki kemungkinan 20 persen lebih rendah untuk terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.

Dilansir dari halaman Euronews, penelitian besar yang dipresentasikan pada pertemuan European Society of Cardiology ini menunjukkan tidur tambahan di akhir pekan dapat membantu mengurangi risiko penyakit akibat kurang tidur selama hari kerja.

"Tidur yang cukup berhubungan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Hubungan ini menjadi lebih jelas di antara individu yang secara teratur mengalami kurang tidur pada hari kerja," jelas Yanjun Song dari Pusat Nasional Penyakit Kardiovaskular dan RS Fuwai di Beijing. Minggu (1/9/24),

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang dewasa yang tidur kurang dari tujuh jam setiap malam lebih mungkin mengalami masalah kesehatan yang berdampak pada jantung mereka, meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

Penelitian ini menggunakan data hampir 91 ribu orang dalam proyek UK Biobank, sebuah basis data besar berisi informasi kesehatan lima ratus ribu orang di Inggris untuk menilai apakah mengejar ketertinggalan tidur selama akhir pekan mempengaruhi resiko penyakit jantung.

Para peneliti menganggap mereka yang melaporkan tidur kurang dari tujuh jam per malam sebagai kurang tidur. Sebanyak 19.816 peserta atau sekitar 22 persen dari total peserta termasuk pada kriteria tersebut.

Mereka kemudian memeriksa catatan medis peserta selama hampir 14 tahun untuk menentukan siapa yang mengalami masalah jantung seperti penyakit jantung, gagal jantung, detak jantung tidak teratur, dan stroke.

Para peserta dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan seberapa banyak tidur tambahan yang mereka dapatkan selama akhir pekan. Kelompok dengan waktu tidur akhir pekan paling banyak didefinisikan sebagai kelompok yang memiliki waktu tidur tambahan antara 1,28 hingga 16,06 jam dibandingkan dengan waktu tidur di hari kerja.

Sementara itu, peserta yang memiliki waktu tidur tambahan paling sedikit di akhir pekan justru kehilangan waktu tidur antara 16,05 hingga 0,26 jam.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa peserta yang melaporkan tidur tambahan paling banyak di akhir pekan memiliki kemungkinan 19 persen lebih kecil untuk terkena penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur di akhir pekan.

Pada subkelompok orang yang mengalami kurang tidur setiap hari, penelitian ini menemukan bahwa orang yang paling banyak tidur di akhir pekan memiliki risiko penyakit jantung 20 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang paling sedikit tidur. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam hasil ini antara pria dan wanita.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa untuk sebagian besar populasi di masyarakat modern yang menderita kurang tidur, mereka yang paling banyak 'mengejar ketertinggalan' tidur di akhir pekan memiliki tingkat penyakit jantung yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang paling sedikit,” kata salah satu peneliti, Zechen Liu.

(pt/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment