Waspada, Ini Bahayanya Jika Makan Camilan Kemasan Terlalu Sering

17 November 2023 - 08:00 WIB
Ilustrasi

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Camilan kemasan merupakan makanan yang melewati serangkaian proses pengolahan dan dikemas dalam bungkus atau toples sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen. Makanan ringan kemasan bisa berupa keripik atau kue kering.

Dalam prosesnya, makanan ringan kemasan biasanya ditambahkan garam, gula, lemak, dan zat aditif seperti pewarna, MSG, maupun pengawet, agar rasanya lebih enak dan tampilannya lebih menarik. Tak hanya itu, makanan pun bisa disimpan lebih lama.

Konsumsi makanan ringan kemasan yang terlalu banyak dan terlalu sering bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti obesitas, penyakit kardiovaskuler, diabetes, bahkan depresi.

Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (15/11/23), berikut sederet bahaya yang mungkin muncul dari mengonsumsi makanan ringan kemasan terlalu sering, antara lain:

Baca Juga: Laksanakan Penanaman Sepuluh Juta Pohon Bersama Polri, Polda DIY Tanam 14.000 Bibit Pohon

1. Obesitas

Bukan rahasia lagi bila makanan berkalori tinggi menjadi penyebab obesitas. Nah, makanan ringan kemasan cenderung tinggi kalori dibandingkan makanan segar atau makanan yang diolah sendiri, sehingga bisa meningkatkan risiko terkena obesitas bila dikonsumsi terlalu sering.

Bayangkan saja, sekitar 1 bungkus atau 100 gram keripik kentang kalorinya bisa mencapai 545 kalori. Padahal, konsumsi kalori harian rata-rata orang dewasa hanya 2.000 kalori untuk wanita dan 2.500 kalori untuk pria. Itu artinya, ngemil 1 bungkus keripik kentang saja sudah mencapai hampir ¼ kebutuhan kalori harian.

2. Diabetes tipe 2

Tak hanya obesitas, makanan tinggi kalori juga bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2, lho. Penyakit kronis ini tidak semata-mata hanya karena kebiasaan minum minuman manis, tetapi juga akibat kebiasaan makan makanan ringan kemasan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan sodium (garam).

3. Penyakit jantung

Kadar gula, lemak jenuh, dan sodium yang tinggi dalam makanan ringan kemasan berpotensi meningkatkan kadar kolesterol jahat dan tekanan darah, yang mana hal tersebut merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Penelitian juga menyebutkan bahwa orang yang sering mengonsumsi makanan ringan kemasan lebih berisiko terkena penyakit kardiovaskuler, termasuk penyakit jantung dan aterosklerosis, dibandingkan yang tidak atau jarang mengonsumsinya.

4. Radang usus

Beberapa makanan ringan kemasan, seperti biskuit, roti, selai kacang, dan sosis, biasanya mengandung zat pengemulsi. Penambahan zat ini bertujuan untuk memperpanjang umur penyimpanan dan mempertahankan bentuk makanan, sehingga tetap menarik meski sudah jauh dari tanggal produksinya.

Sayangnya, konsumsi zat pengemulsi secara berlebihan bisa merusak lapisan usus yang meningkatkan risiko terjadinya radang usus.

5. Kanker usus besar

Tak hanya kandungan gula, garam, dan lemak jenuh, bahan pengawet dalam makanan ringan kemasan juga patut kamu waspadai, nih. Soalnya, risiko terkena kanker usus besar terbukti meningkat bila seseorang gemar mengonsumsi makanan berpengawet.

Bukan tanpa alasan, bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan makanan kebanyakan bersifat karsinogenik, yaitu zat yang berpotensi menyebabkan kanker.

6. Depresi dan gangguan kecemasan

Ada kaitan antara konsumsi makanan ringan dengan gangguan mental. Jadi, makanan ringan kemasan biasanya mengandung gula tambahan. Nah, konsumsi gula tambahan ini bisa merusak fungsi usus, tempat di mana produksi serotonin terjadi.

Serotonin sendiri adalah hormon yang berperan untuk memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik. Kalau produksi serotonin terganggu, suasana hati pun akan memburuk. Suasana hati yang buruk dikaitkan dengan gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

(sy/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment