Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Dokter Spesialis Saraf RS Siloam Hospitals Surabaya dr. Suwito Pantoro, Sp.S, mengatakan, penyakit stroke dapat menimbulkan kematian dan kecacatan seumur hidup.
Stroke adalah manifestasi klinis akut disfungsi neurologis akibat gangguan aliran darah ke sebagian sel otak, medulla spinalis atau retina.
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi nasional stroke adalah 13,5 per 1000 penduduk. Data yang diperoleh tahun 2012-2014, jumlah stroke iskemik. Berdasarkan data Kemenkes 2024 menyebutkan, stroke sekarang merupakan penyebab kematian no 1 di Indonesia. Dan kecacatan no 1 di dunia.
Baca juga : Kemenkes Peringatkan Bahaya Penerapan Nitrogen Cair dalam Makanan
"Sebesar 80 persen dan sisanya sebesar 20 persen. Yakni adalah stroke hemoragik. WHO pada hari stroke dunia tahun 2022 bahwa 1 orang diantara 4 orang akan mengalami kejadian serangan stroke. Stroke secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu stroke sumbatan dan pendarahan," ungkapnya dikutip dari rri.co.id, Rabu (18/1/23).
Lebih lanjut Surabaya dr. Suwito Pantoro menejlaskan manifestasi stroke ataupun gejala stroke yang muncul sangat tergantung.
Terutama kepada daerah otak yang terganggu aliran darahnya.
WHO mengenalkan akronim atau BEFAST agar masyarakat lebih cepat tanggap agar bisa mendapat pengobatan yang maksimal. Sehingga kematian dan kecacatan akibat stroke dapat di cegah.
"Stroke sumbatan secara umum dapat dikelompokkan menjadi stroke iskemik trombosis dan emboli. Sedangkan stroke perdarahan dapat disebabkan pecahnya pembuluh darah karena hipertensi, aneurisma, dan AVM (kelainan pembuluh darah), pusing, sakit kepala, kehilangan keseimbangan, gangguan pengelihatan. Juga wajahnya mencong A, adalah kelemahan tangan, kaki, bicaranya pelo, tidak jelas, dan tidak dapat bicara," jelasnya.
(rz/hn/um)