Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Kemenkes berkomitmen menambah dokter spesialis penyakit dalam untuk menangani penyakit kanker. Hal tersebut karena lantaran kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang ahli kanker di beberapa daerah di Indonesia.
"Kita memberikan beasiswa kepada para dokter spesialis penyakit dalam dan dokter umum," jelas Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono dilansir dari laman RRI, Sabtu (4/2/23) malam.
Baca juga : Hindari Penyakit Diare, Simak 5 Tips Ini!
Menurutnya, ada sekitar 1000 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bidang kesehatan dalam bentuk beasiswa yang diberikan untuk program tersebut. "Diharapkan setelah belajar dari pengiriman yang dilakukan pemerintah daerahnya. Dia bisa kembali lagi ke daerahnya dan melakukan pelayanan onkologi," ungkapnya.
Selain menambah tenaga kesehatan, pihaknya juga melakukan pemenenuhan kebutuhan obat-obatan untuk menangani penyakit kanker. Pihaknya juga menyediakan alat diagnosis kanker. Hal ini karena pengobatan kanker jauh lebih mahal dari diagnosisnya.
"Obat-obatan ini dan Kemoterapi lanjutan, itu kita prioritaskan, yang penting adalah melakukan diagnosis dini. Intervensi yang awal pada penderita kanker atau mempunyai risiko menderita kanker itu lebih murah untuk dilakukan dan tidak akan membebani biaya kesehatan nasional," jelas Wakil Menteri Kesehatan.
Wakil Menteri Kesehatan mengatakan tercatat jumlah kasus baru kanker di Indonesia mencapai 400 ribu kasus. "Hampir setengah juta orang. Dari 400 ribu kasus baru per tahun itu, itu ada 230 ribu kematian per tahun," jelasnya.
Menurutnya, jumlah penderita kanker di Indonesia didominasi oleh penyakit kanker payudara. "Breast cancer itu sekitar 16 persen, kedua adalah kanker serviks sekitar 9 persen untuk perempuan, pada laki-laki adalah kanker paru sekitar 9 persen, kanker saluran cerna bagian bawah," ungkap Wakil Menteri Kesehatan.
(bg/hn/pr/um)