Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Protein punya peran penting untuk kesehatan, namun dalam mengonsumsinya masih banyak orang melakukan kesalahan. Kenali 4 kesalahan umum dalam mengasup protein berikut ini.
Fungsi protein amat banyak, bahkan berperan besar dalam menyusun hampir semua sel tubuh. Penelitian yang dimuat dalam Journal of Nutrition, Health, and Aging bahkan mengungkap protein mendukung kesehatan fisik dan fungsi normal sehari-hari.
Dalam mencukupi kebutuhan protein itu, cara konsumsi sumber proteinnya pun harus tepat. Jangan sampai hanya mengandalkan asupan protein tertentu saja atau mengonsumsi terlalu banyak protein dalam sekali waktu.
Dilansir dari Livestrong (30/8/23), kenali kesalahan-kesalahan umum dalam mengasup protein dan cara memperbaikinya sebagai berikut:
1. Kurang konsumsi protein nabati
Protein hewani dan nabati sama-sama dibutuhkan untuk mendukung kesehatan yang maksimal. Tiap jenis protein ini punya keistimewaan. Karenanya lebih baik mengasup keduanya dari pada fokus pada salah satu jenis protein.
Protein nabati, misalnya, mengandung asam amino, serat, vitamin, mineral, hingga antioksidan yang baik bagi tubuh. Mengonsumsi protein nabati juga melengkapi nutrisi yang tidak dapat ditemukan dari konsumsi protein hewani seperti serat dan fitokimia.
Protein nabati bersumber dari biji-bijian, kacang-kacangan, gandum utuh, dan sayuran hijau. Untuk protein hewani, kamu bisa mengandalkan asupan seafood, produk susu rendah lemak, daging unggas, dan telur. Untuk daging merah dan daging olahan, konsumsinya lebih baik dibatasi.
Baca Juga: Berbagai Manfaat Teh Hijau yang Baik untuk Kesehatan dan Kecantikan
2. Tidak memulai hari dengan konsumsi protein
Ahli gizi menyoroti pentingnya mengasup protein saat sarapan. Kehadiran protein pada menu sarapan dapat membantu manajemen berat badan yang lebih baik. Hal ini karena sifat protein yang mampu menekan nafsu makan dan menciptakan rasa kenyang lebih puas. Alhasil kamu jadi terhindar dari makan berlebih.
Ahli gizi, Su-Nui Escobar menjelaskan, sarapan tinggi protein dapat menurunkan produksi hormon perangsang rasa lapar dan meningkatkan hormon pencipta rasa kenyang. Untuk ide menu sarapan tinggi protein, kamu bisa mengonsumsi telur orak-arik dengan kacang dan keju atau oatmeal dengan putih telur.
3. Konsumsi protein terlalu banyak dalam satu waktu
Mengonsumsi protein yang cukup memang dianjurkan, tapi jangan terlalu banyak dalam satu waktu makan. Hal ini disebut ahli gizi, Paige Penick tidak efektif. "Tubuh Anda tidak dapat menggunakan protein sebanyak itu dalam sekali waktu," jelasnya.
Menurut penelitian, jumlah asupan protein yang disarankan adalah 0,4 gram protein per kilogram berat badan atau 20-30 gram protein per sekali makan. Karenanya ahli gizi Lisa C. Andrews mengingatkan hati-hati dalam konsumsi protein shake yang jumlah proteinnya sangat tinggi.
4. Makan snack tinggi karbo tapi rendah protein
Mengonsumsi camilan adalah kebiasaan banyak orang, tapi sayangnya jenis makanan yang diasup kurang menyehatkan. Misalnya, produk-produk tinggi karbohidrat yang ternyata rendah protein. Alhasil, tubuh jadi menginginkan asupan yang lebih banyak lagi.
Cara mengatasinya, pilih snack yang juga tinggi protein untuk memperlambat penyerapan karbohidrat sehingga fluktuasi gula darah bisa dicegah. Beberapa jenis camilan yang bagus dikonsumsi adalah Greek yogurt, almond, kacang walnut, telur rebus, susu rendah lemak, atau edamame.
(sy/hn/nm)