Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Bed rest merupakan kondisi atau kebijakan medis yang mengharuskan seseorang beristirahat dan tinggal di tempat tidur. Cara ini biasanya dilakukan dalam periode waktu tertentu.
Bed rest adalah treatment yang umum dilakukan oleh ibu hamil dengan berbagai kondisi medis atau komplikasi kehamilan. Durasinya berbeda-beda, tergantung pada masalah kesehatan yang dialami.
Meskipun diperlukan dalam beberapa gangguan, bed rest yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (13/12/23), berikut fakta selengkapnya:
1. Bertujuan untuk membantu mengatasi kondisi kehamilan
Bed rest bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu hamil secara keseluruhan. Praktiknya tentu dilakukan dengan pertimbangan matang dengan melihat kondisi ibu dan janin dalam kandungan.
Tirah baring bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk bekerja normal atau pulih kembali, dan menurunkan tekanan darah bagi ibu hamil yang mengalami hipertensi.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Bagikan Rice Cooker Gratis, Tahap Awal ke 53 Ribu Rumah Tangga
Praktiknya efektif meredakan stres, menurunkan risiko kontraksi prematur, dan mencegah perdarahan di trimester pertama. Selain itu, bed rest juga dapat meningkatkan aliran darah ibu ke plasenta.
2. Berbaring miring adalah posisi terbaik
Posisi terbaik ibu hamil saat bed rest adalah berbaring miring dengan kaki ditekuk. Posisi ini memaksimalkan aliran darah ke rahim. Jangan lupa berganti posisi untuk mengurangi tekanan pada sendi dan otot.
Tak hanya itu, ibu hamil juga perlu menempatkan bantal di beberapa area guna mencegah rasa tidak nyaman. Posisinya di antara lutut dan di belakang punggung, di bawah perut serta pinggul.
3. Perlu penanganan dan pemantauan lebih lanjut
Penanganan saat bed rest merupakan tindakan dan perhatian yang perlu diberikan tim medis pada pasien. Langkahnya akan tergantung pada kondisi medis dan seberapa parah gangguan yang dialami.
Selama tirah baring, pemantauan akan dilakukan oleh tim medis. Caranya melibatkan pengukuran tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan evaluasi gejala atau perubahan kondisi kesehatan pasien.
4. Efek samping masih bisa dicegah
Meski terlihat membahayakan, sebenarnya, efek samping di atas masih bisa dicegah. Caranya dengan mengubah posisi tubuh atau bergerak di tempat tidur secara teratur guna mengurangi risiko kelemahan otot.
Tak hanya itu, pastikan tempat tidur terasa nyaman menggunakan bantal atau alas yang mendukung tubuh agar tidur lebih nyaman. Kamu juga perlu mengonsumsi makanan sehat dan mendapatkan cairan yang cukup.
(sy/pr/nm)