Berat Badan Tak Kunjung Turun Meski Sudah Diet? Ini Sederet Alasannya

11 November 2023 - 11:00 WIB
Flickr

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Berat badan menurun merupakan hasil dari makan makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur. Tetapi, seseorang mungkin mengeluh bahwa berat badannya tidak turun meskipun telah melakukan semuanya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengaruh obat-obatan, rutinitas olahraga yang kurang tepat, atau pola diet.

Dilansir dari Healthline, Jumat (10/11/23), berikut sederet alasan berat badan tidak turun meski sudah diet, antara lain:

1. Terlalu banyak melakukan olahraga kardio

Kardio adalah bagian penting dari rutinitas olahraga seseorang karena dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Namun, hanya melakukan kardio atau terlalu banyak melakukannya dapat memberikan dampak buruk pada tubuh.

Kardio dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih fokus pada ketahanan, menyimpan energi dalam bentuk lemak untuk memastikan tubuh memiliki banyak bahan bakar cadangan untuk terus beraktivitas.

Baca Juga: Polda Kepri Tangkap 4 Tersangka Pembobol Data Nasabah Bank

Latihan kardio juga dapat meningkatkan nafsu makan secara signifikan. Peningkatan ini dapat membuat seseorang lebih rentan untuk ngemil atau makan berlebihan.

2. Tidak mengangkat beban

Jika sudah berolahraga tetapi BB tak kunjung turun dan tujuan utamanya adalah menghilangkan lemak, lakukan latihan lain selain kardio.

Latihan kekuatan seperti mengangkat beban dapat menurunkan berat badan sekaligus membentuk otot. Hal ini sangat menguntungkan karena otot yang terbentuk dapat membakar kalori lebih banyak.

3. Tidak melakukan pemulihan setelah berolahraga

Pemulihan dan istirahat sering kali lebih penting daripada latihan itu sendiri. Dengan mendapatkan waktu pemulihan yang cukup, tubuh dapat mempersiapkan diri untuk latihan berikutnya. Tidak beristirahat dapat mengakibatkan performa yang lebih buruk di kemudian hari.

4. Terlalu banyak duduk

Duduk dalam waktu yang panjang mungkin merupakan alasan dibalik BB yang sulit turun. Penelitian menemukan bahwa risiko seseorang terkena obesitas meningkat 50 persen setiap dua jam duduk.

Hal terpenting adalah bergerak. Jika tidak memungkinkan untuk berdiri, bergeraklah lebih banyak. Hal ini akan bermanfaat bagi kesehatan seseorang secara umum.

5. Tidak menyeimbangkan makanan dengan aktivitas

Beberapa orang terlalu fokus untuk membakar kalori dan tidak meluangkan waktu untuk mempertimbangkan apa yang mereka konsumsi sebagai bahan bakar tubuhnya. Akibatnya, alih-alih menurun, berat badan akan bertambah jika mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar.

Pastikan untuk mengonsumsi cukup kalori untuk menjaga berat badan sembari tetap aktif secara fisik. Jumlah kebutuhan kalori akan berbeda berdasarkan usia, tinggi badan, dan tingkat aktivitasnya.

6. Terlalu membatasi makronutrien

Membatasi seluruh makronutrien dari pola makan sehari-hari seperti karbohidrat, sumber energi utama tubuh, dapat membuat seseorang merasa kekurangan dan tergoda untuk makan berlebihan.

7. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit

Makan berlebihan dapat menghambat penurunan berat badan. Untuk menurunkan berat badan, tubuh harus mengalami defisit kalori, yang berarti seseorang harus membakar lebih banyak kalori daripada yang dkonsumsi.

Jangan membatasi diri secara ekstrem. Pasalnya, hal ini dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan berat badan kembali naik di kemudian hari.

Makanlah setiap kali lapar dan makanlah dengan perlahan sehingga dapat berhenti sebelum kenyang. Tak hanya itu, jangan takut untuk makan makanan yang disukai sesekali dalam jumlah yang sehat.

8. Tidak minum cukup air putih

Minum air putih dapat membantu dalam mengelola berat badan dengan menjaga konsumsi kalori tetap rendah. Jagalah tubuh tetap terhidrasi dengan minum cukup air putih, baik saat beraktivitas maupun tidak.

9. Tidak tidur yang cukup

Kebanyakan orang dewasa umumnya membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam. Namun, kurang tidur secara konsisten dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Kurang tidur atau kehilangan waktu tidur telah dikaitkan dengan obesitas dan peningkatan risiko kenaikan berat badan di waktu mendatang. Hal ini dikarenakan hormon yang sama, yaitu ghrelin dan leptin, yang berperan dalam siklus tidur juga mempengaruhi nafsu makan.

Ghrelin adalah hormon lapar, dan leptin adalah hormon kenyang. Kadar ghrelin dapat meningkat dan kadar leptin dapat menurun ketika pola tidur tidak seimbang. Perubahan tingkat ini cenderung mengakibatkan rasa lapar yang lebih besar dan rasa kenyang yang lebih kecil.

10. Terlalu sering stres

Olahraga adalah pemicu stres pada tubuh. Ketika tubuh memiliki keseimbangan yang sehat antara stres yang berhubungan dengan olahraga dan waktu pemulihan, tubuh akan sehat dan dapat menghilangkan kelebihan lemak.

Namun, tidak memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk pulih juga bisa berdampak negatif. Seseorang dapat mulai memproduksi kortisol, hormon stres, dalam jumlah yang berlebihan. Ketika tubuh terpapar kortisol dalam waktu yang lama, kortisol akan mulai menimbulkan efek negatif-seperti lemak yang membutuhkan waktu lama untuk hilang.

(sy/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment