Tribratanews.tribratanews.com - Bali. Kepolisian Daerah Bali berhasil mengungkap Penyebab terjadinya ledakan kompor pembakaran jenazah saat berlangsungnya upacara ngaben massal di Desa Selat, Belega, Blahbatuh, Gianyar.
Tim Laboratorium Forensik Polda Bali mengungkap penyebab ledakan dan kebakaran tabung minyak kompor pembakaran jenazah saat upacara ngaben massal itu karena terjadi kebocoran pada selang kompor.
Kabid Humas Polda Bali Kombes. Pol. Stefanus Satake Bayu Setianto, S.I.K., M.Si., menerangkan dari hasil pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), asal mula ledakan dan kebakaran berasal dari dalam tabung minyak kompor.
Dimana tabung minyak kompor tersebut terlempar sejauh 32 meter arah utara lokasi awal tabung dengan kondisi alas tabung terlepas.
"Bahan bakar yang keluar dari selang yang bocor tersebut tersambar oleh api pembakaran petulangan/jenazah,” jelas perwira berpangkat melati 3 tersebut.
“Kemudian merambat ke dalam tabung minyak (campuran solar dan pertalite) sehingga terjadi ledakan disertai kebakaran," tambah Kabid Humas Polda Bali.
Kabid Humas Polda Bali juga menerangkan, dari hasil pemeriksaan, tim Laboratorium Forensik mengungkapkan pada saat terjadi ledakan dan kebakaran, kompor dalam posisi hidup dan sedang melakukan pembakaran petulangan/jenazah.
Barang bukti yang ditemukan dan diambil di sekitar lokasi ledakan dan api pertama kebakaran, yakni berupa swab tabung minyak kompor dan selang kompor, yang telah diperiksa lebih lanjut di Laboratorium Forensik Polda Bali.
Kejadian pada Jumat, 19 Agustus 2022 itu terjadi sekitar pukul 19.30 Wita, kejadian itu diselidiki oleh tim Laboratorium Forensik Polda Bali pada hari Senin, 22 Agustus 2022 dengan melibatkan tim olah TKP Bidang Laboratorium Forensik Polda Bali didampingi oleh Kanit Reskrim dan lima orang anggota Unit Reskrim Polsek Blahbatuh, Polres Giayar.
Sementara itu, pihak RSUP Prof. Ngoerah telah mengonfirmasi ada dua korban ledakan kompor saat upacara ngaben massal di Blahbatuh, yang meninggal dunia pada Sabtu, 20 Agustus 2022 malam dan Minggu, 21 Agustus 2022 pagi.
Dua korban meninggal tersebut yakni BO seorang pria 33 tahun dan IKGP seorang anak berusia 14 tahun, dimana kedua korban tersebut adalah yang mengalami luka paling parah. Sementara itu, empat korban lainnya masih dirawat intensif di RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar.