Polda Sumsel Kerahkan 1500 Personil Tangani Karhutla di 10 Kabupaten

11 August 2020 - 10:23 WIB
www.tribratanews.comPalembang. Polda Sumsel menerjunkan 1.500 personel untuk menangani karhutla di 10 kabupaten di Sumsel.

Kapolda Sumsel Irjen Pol. Eko Indra Heri menjelaskan sebayak 1500 personil tersebut diterjunkan di 10 kabupaten yang dinilai paling rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kesepuluh Daerah tersebut yakni di Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, OKI, Muara Enim, OKU Timur, Lahat, Pali, Musi Rawas dan Muratara.

"Kebakaran hutan dan lahan terjadi salah satunya disebabkan oleh perbuatan ulah manusia atau masyarakat. Ini dilakukan oleh sebagian masyakarat dalam membuka lahan perkebunan dengan alasan biaya yang murah. Karena itu kami kembali menerjukan 159 personil ke 5 kabupaten yang dinilai paling rawan terjadi karhutla," terang Kapolda Sumsel Irjen Pol. Eko Indra Heri, Senin (10/08/20).

Irjen Pol. Eko Indra Heri mengatakan bahwa pergeseran personil melibatkan kekuatan sebanyak 159 personil yang akan ditugaskan pada lima satuan kewilayahan yang memiliki kerawanan karhutla cukup tinggi. Yakni Polres Muba sebanyak 23 personil Satbrimob, Polres Banyuasin sebanyak 17 personil Satbrimob dan 14 personel Dit Samapta. Kemudian ke Polres Ogan Ilir sebanyak 10 personil Satbrimob dan 14 personil Dit Samapta, Polres OKI sebanyak 40 personil Satbrimob dan 31 personil Dit Samapta dan Polres Pali sebanyak 10 personil Satbrimob.
"Saya minta kepada 159 personil ini agar dalam pelaksanaan tugasnya untuk melakukan koordinasi dengan satuan tugas dan instansi terkait diwilayah, sehingga terjalin kerjasama dalam rangka optimalisasi kegiatan pencegahan maupun penanggulangan karhutla diwilayah penugasan," terang Jenderal bintang dua.

Untuk kepala satuan wilayah agar melakukan pengawasan dan memonitoring kegiatan anggota yang melaksanakan tugas BKO diwilayah masing-masing.

Kapolda Sumsel menjelaskan penanganan karhutla ini dilakukan karena dampak atau kerugian yang ditimbulkan dari bencana karhutla ini sangat banyak. Diantaranya yakni rusaknya habitat atau lingkungan sehingga mempengaruhi keberlangsungan flora dan fauna, terancamnya keanekaragaman hayati dan terganggunya keseimbangan

Irjen Pol Eko Indra Heri mengimbau kepada jajaran dalam pelaksanaan penanggulangan agar memanfaatkan teknologi informasi yakni aplikasi lancing kuning sebagai percepatan dalam menerima dan memberikan informasi terhadap titik api / hotspot


(ym/bq/hy)

Share this post

Sign in to leave a comment