Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Pemerintah Indonesia berkomitmen mengendalikan kabut asap lintas batas akibat kebakaran hutan dan lahan agar tidak menyeberang ke negara-negara tetangga dan mengganggu penghidupan keseharian masyarakat.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Thomas Nifinluri, mengatakan kecepatan respons dan sinergi terus ditingkatkan dalam mengatasi kasus kebakaran hutan dan lahan.
"Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya nasional dan berkontribusi serta berpartisipasi aktif di regional ASEAN," ujar Thomas dalam keterangan di Jakarta, Kamis (24/8/23).
Baca Juga: Menteri PUPR Ajak Swedia Kerja Sama Olah Limbah Jadi Energi
Thomas menuturkan Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat merupakan wajah depan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Oleh karena itu, kejadian kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan asap lintas batas harus diatasi bersama agar tidak mengganggu hubungan dengan negara tetangga.
Berdasarkan data Sipongi+ KLHK, kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat paling luas terjadi di Kabupaten Sambas, Kapuas Hulu, Sintang, dan Sanggau. Hingga Juli 2023, luas hutan dan lahan yang terbakar di Kalimantan Barat mencapai 12.537 hektare.
KLHK telah mengerahkan personel Manggala Agni ke lokasi yang mengalami kebakaran untuk memadamkan api. Selain itu, KLHK juga menurunkan air secara langsung dari helikopter melalui water bombing di wilayah Kalimantan Barat.
"Water bombing telah dilakukan sebanyak 19 sortie dengan total 1,25 juta liter air untuk pemadaman. KLHK juga mengoperasikan teknologi modifikasi cuaca tahap I dan II sebanyak 40 sortie dengan total garam yang disemai sebanyak 38,3 ton. Teknologi modifikasi cuaca tahap III dimulai pada 23 Agustus sampai 1 September 2023," jelas Thomas.
(ndt/hn/nm)