Tribratanews.tribratanews.com - Rezim Taliban mengecam Amerika Serikat usai menewaskan pemimpin Al Qaeda, Ayman Al- Zawahiri, dengan serangan pesawat tak berawak atau drone di Afghanistan pada Minggu (31/8).
"[Emirat Islam] mengutuk keras serangan ini dengan dalih apa pun dan menyebutnya sebagai pelanggaran yang nyata terhadap prinsip-prinsip internasional dan Perjanjian Doha," kata Juru Bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, di Twitter.
Mujahid mengatakan serangan udara AS itu terjadi di sebuah rumah di daerah Sherpur, Ibu Kota Kabul, pada Minggu malam. Zawahiri dikabarkan bersembunyi di rumah tersebut untuk berkumpul bersama keluarganya.
Lebih lanjut, Mujahid menerangkan mulanya insiden itu tak terdeteksi Taliban. Lalu keamanan dan layanan intelijen Taliban melakukan investigasi dan menemukan serangan tersebut adalah serangan drone AS.
Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi serangan dua drone Hellfire AS yang menewaskan Zawahiri. Ia mengatakan Zawahiri, seorang dokter asal Mesir yang menjadi pentolan Al Qaeda, telah menjadi simbol internasional kelompok teroris itu sejak Osama bin Laden tewas.
Zawahiri terkenal dekat dengan bin Laden dan bahkan sempat menjadi dokter pribadinya. "Dia (Zawahiri) sangat terlibat dalam perencanaan serangan 11 September 2001 [11/9], salah satu yang paling bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 2.977 jiwa di Amerika," jelas Biden saat konferensi pers di Gedung Putih.
Biden juga mengatakan selama beberapa dekade, Zawahiri merupakan dalang serangan terhadap warga Amerika. "Saya pun telah menyetujui serangan tepat sasaran memusnahkan dia (Zawahiri) dari medan perang sekali dan untuk selamanya," ujar Biden lagi.
Konflik yang melibatkan Taliban, Al Qaeda dan AS bukan kali pertama. Satu tahun setelah serangan 11 September 2001, AS menuduh Taliban turut menyembunyikan Osama bin Laden di Afghanistan. Pada April 2002, Washington lalu menginvasi Afghanistan yang saat itu juga tengah dikuasai Taliban dengan dalih memburu bin Laden.
Zawahiri disebut menjadi target AS sejak beberapa tahun terakhit, terutama usai tentara Amerika ditarik pulang dari Afghanistan pada Agustus 2024 lalu. Zawahiri disebut membantu mendalangi serangan teror 9/11 yang menewaskan ribuan orang di Amerika.
Sejak serangan 9/11 itu, Zawahiri muncul di publik dengan berbagai video. Dalam beberapa rekaman ia mendesak umat Islam untuk berjihad dan melawan AS serta sekutu. "Ke-19 bersaudara itu yang keluar dan menyerahkan jiwa mereka kepada Allah, Tuhan Yang Mahakuasa memberikan mereka kemenangan yang kita nikmati sekarang," kata Zawahiri dalam pesan yang dirilis pada April 2002 dikutip CNN.
Taliban Kutuk Serangan Drone AS Bunuh Pentolan Al Qaeda di Afghanistan
2 August 2022 - 16:15
WIB
Sign in to leave a comment