Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Rudal Rusia menghantam Kota Vinnytsia di Ukraina Tengah pada Kamis (14/7) malam hingga dilaporkan menewaskan 23 orang.
Ukraina menyatakan Rusia meluncurkan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan dari kapal selamnya di Luat Hitam untuk menyerang Vnnytsia, kota dengan 370 ribu penduduk dan terletak sekitar 200 kilometer dari barat daya ibu kota Kyiv itu.
Layanan darurat Ukraina mengatakan tiga anak termasuk gadis 4 tahun bernama Lisa. Sementara itu sekitar 71 orang lainnya terluka dan masih dirawat di rumah sakit.
Sebanyak 29 orang lainnya dikabarkan masih hilang sejak serangan itu terjadi.
Presiden Volodymyr Zelensky mengutuk keras serangan itu yang dia anggap semakin memperjelas kejahatan perang yang dilakukan Rusia di Ukraina.
"Sayangnya, jumlah korban ini belum final (masih bisa bertambah). Pembersihan puing-puing terus berlanjut. Puluhan orang dilaporkan hilang. Di antara mereka yang dirawat di rumah sakit ada yang luka parah," ucap Zelensky melalui video kepada Reuters.
"Tidak ada negara lain di dunia yang menimbulkan ancaman teroris seperti Rusia," paparnya menambahkan.
Sementara itu, Rusia lagi-lagi menyangkal bahwa mereka tak menargetkan warga sipil dalam setiap operasi militernya di Ukraina. Moskow mengklaim selalu menargetkan fasilitas militer Ukraina dalam melancarkan invasinya.
Vinnytsia menjadi rumah dari markas komando Angkatan Udara Ukraina, menurut situs resmi militer negara eks Uni Soviet itu.
Akibat serangan ke Vinnytsia, Amerika Serikat dan sekitar 40 negara lainnya sepakat mengoordinasikan penyelidikan dugaan kejahatan perang oleh Rusia.
Meski begitu, belum jelas bagaimana bentuk penyelidikannya dan bagaimana respons Rusia terkait hal ini.