Tribratanews.tribratanews.com – Jakarta. Seluruh staf pemerintahan AS dan sejumlah diplomat negara lain dievakuasi dari kedutaan besar di Khartoum, Sudan, saat negara itu diguncang oleh pertikaian. Hampir 100 orang dievakuasi dalam proses tersebut.
"Kami mengevakuasi seluruh staf AS dan pembantu yang ditugaskan di Kedutaan Besar Khartoum," ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Manajemen dan Sumber Daya AS John Bass, seperti dikutip dari antaranews Minggu (23/4/23).
Sejumlah besar staf lokal tetap berada di Khartoum untuk mendukung operasi kedutaan besar, sedangkan Washington pada Sabtu (22/4) memutuskan untuk menghentikan operasinya karena permasalahan keamanan.
Baca Juga: NTMC Polri Sebut Akses Jalan ke Ragunan Ditutup Imbas Diserbu Wisatawan Lokal
Minggu lalu, dua oposisi yang dipimpin oleh dua pemimpin yang sebelumnya bersekutu mulai terlibat dalam peperangan untuk memperebutkan kekuasaan.
Pada Sabtu, Washington berulang kali meminta kedua pihak untuk melakukan gencatan senjata dalam rangka libur Idul Fitri, serta menghentikan seluruh kekerasan.
Pihak yang bertikai menuduh satu sama lain tidak menghormati gencatan senjata itu.
Evakuasi yang berlangsung pada Sabtu itu dimulai pada pukul 15.00 (13.00 GMT), melibatkan lebih dari 100 personel operasi khusus. Pesawat AS, tiga di antaranya helikopter MH-47 Chinook, terbang dari pangkalan di Djibouti, mengisi bahan bakar di Ethiopia, kemudian terbang selama tiga jam ke Khartoum.
(rz/hn/um)