Wakapolda Papua Berikan Materi kepada Mahasiswa FMIPA Universitas Cendrawasih

30 April 2024 - 08:53 WIB
www.tribratanews.com- Jayapura. Wakapolda Papua Brigjen Pol Dr. Eko Rudi Sudarto, S.I.K., M.Si memberikan materi kepada para Mahasiswa FMIPA Universitas Cendrawasih dengan tema Menjadikan Mahasiswa FMIPA Sebagai Pometia (Pemimpin, Organisasi, Mahasiswa, Etika, Teladan, Integritas dan Amanah), Bertempat di Ruangan BEM FMIPA, Kamis (29/04).

Dalam kegiatan tersebut turut hadir dalam kegiatan Dekan FMIPA Dirk Runtuboi, S.Si., M.Si. Pembantu Dekan 1 Tatang, S.Si., M.Si., Presiden Mahasiswa Uncen Yops Iplay, Ketua Bem FMIPA Bapak Yohanis Somisu dan Mahasiswa FMIPA sebanyak 150 orang.

Wakapolda Papua mengatakan, dunia pendidikan adalah arena budaya bagi kita untuk meraih Kapital Budaya, untuk meraihnya kita perlu menerapkan beberapa hal yakni yang pertama siapa kita sebenarnya, kita ini adalah agen dan yang kedua keberadaan kita serta yang ketiga adalah tujuan hidup kita.

“Siapa kita dalam diri kita ada 4 karakter yaitu sanguinis, kholeris, melankolis, phlegmatis dan semua teori yang saya kumpulkan karena realiable,” ujar Wakapolda Papua.

Wakapolda Papua mengatakan bahwa keberadaan yang di sampaikan giddens dalamnya ada agensi, struktur, dualitas dalam struktur saya sebagai Wakapolda Papua dan agensi contohnya saya berdiri dan melakukan tindakan itu yang namanya agensi.

Dualitas adalah adalah percakapan antara dua orang yang saling melakukan tindakan dan di respon jika tidak di respon olah lawan bicaranya itu namanya dualism untuk konsep bourdieu ada arena, habitus, kapital.

Konsep kelas di maknai karena serta merta tidak sama atau berbeda dan habitus adalah kebiasaan atau norma-norma dalam kehidupan sehari hari rekan-rekan dan habitus yang paling kuat adalah kapital budaya dan seperti dengan kebiasaan membaca dapat membuat kita dapat berbicara lebih berwawasan.

Selanjutnya ada arena contohnya saya berbicara dengan ustad nuansa yang akan terjadi berbeda dengan ustad yang berbicara dengan temannya nuansa yang timbul akan berbeda akan lebih hangat.

Selanjutnya ada arena contohnya saya berbicara dengan ustad nuansa yang akan terjadi berbeda dengan ustad yang berbicara dengan temannya nuansa yang timbul akan berbeda akan lebih hangat.

Selain itu, Wakapolda juga menyampaikan bahwa konsep kapital adalah salah satu prioritas yang saya sampaikan tadi, kapital ekonomi adalah yang bisa rekan-rekan lihat pada diri saya ada jam yang saya pakai dan dapat di nilai dari situ kapital simbolik adalah simbol-simbol yang bisa di lihat dan menandakan kita itu apa.

“Contohnya simbol tertinggi di kepolisian adalah Kapolri kapital sosial adalah jaringan yang dibangun dan kita pernah berada pada dimensi ruang dan waktu yang sama. Kapital budaya adalah pengetahuan, pengalaman, kemampuan semua ada disitu dan semua yang ada itu bisa dikonversi untuk mendapatkan sesuatu yang kita mau prioritas dalam hidup kita adalah yang pertama tuhan yang kedua keluarga yang ketiga pekerjaan semua itu adalah urutan prioritas dalam hidup kita semua,” ucap Wakapolda Papua.

(bb/bq/hy)

Share this post

Sign in to leave a comment