Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Cilacap, melaporkan sejumlah wilayah di Cilacap mengalami krisis air bersih. Hal ini karena bencana kekeringan yang terjadi di wilayah tersebut.
"Kondisi ini karena beberapa minggu ini sudah tidak ada hujan," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap, Budi Setyawan, dilansir dari laman RRI, Minggu (4/8/24).
Terakhir hujan turun di Cilacap dengan intensitas sedang pada Juni lalu. "Dalam dua minggu itu, paling satu hari yang hujannya agak deras, yang lainnnya nggak ada hujan sama sekali," ujarnya.
Sedangkan kondisi air milik PDAM Cilacap belum berdampak. Karena sumber air dari sungai dengan ditampung terlebih dahulu sejak lama.
"Alhamdulillah sungai masih ada airnya. Sehingga, jika yang tersambung PDAM masih aman, tercukupi," jelasnya.
Menurut dia meski demikian di luar jaringan PDAM masih banyak masyarakat yang membutuhkan air bersih. Budi menyebut sejumlah daerah yang terdampak kekeringan terdapat di 13 desa dan 7 kecamatan.
Dengan jumlah warga yang terdampak kemarau mencapai 2.027 keluarga yang terdiri atas 7.508 jiwa. "Warga terdampak air bersih sekitar 10 ribu. Itu menjadi perhatian kita," jelasnya.
Diakhir kesempatan ia menyampaikan, sejumlah langkah yang dilakukan BPBD Cilacap mengatasi krisis air bersih ini. Seperti melakukan droping air bersih untuk warga setempat.
"Awalnya, kita mengimbau warga untuk menghemat air di sumber airnya. Tetapi begitu sumurnya mengering kita mendroping air bersih untuk warga," tutupnya.
(fa/pr/nm)