Tribratanews.tribratanews.com - Salatiga. Dalam rangka mencegah berkembangnya paham radikalisme dan intoleransi, Div Humas Polri menggandeng Ustad Nasir Abas yang merupakan salah seorang mantan napiter (narapidana terorisme) dalam upaya kontra radikalisme dengan tema “Terorisme Musuh Kita Bersama” di Pondok pesantren (Ponpes) As Surkati, Blotongan Sidorejo Salatiga, Kamis (9/11/23).
Ustad Nasir Abas Dihadapan para santri bercerita bahwa dirinya terjerumus dalam aksi terorisme sejak umur 16 tahun setelah sebelumnya belajar agama dengan salah seorang yang merupakan pentolan teroris.
“Saya ditawari ke Afghanistan secara gratis, namun, di sana disuruh berperang. Saya tidak dapatkan literasi tentang bahaya teroris, yang ada cuma jihad dengan perang, memegang senjata dan berlatih merakit bom.” jelas Ustad Nasir Abas.
Baca Juga: Liga Europa, Liverpool Kalah Tipis 2-3 Lawan Toulouse
Sebelum ditangkap pada tahun 2003 silam, Ustad Nasir Abas mengaku bertaubat setelah sadar kalau terorisme adalah tindakan yang menyebabkan ketakutan dan kerusakan yang meluas serta bersikap intoleran karena tidak menerima perbedaan.
“Dasar negara kita adalah pancasila, semuanya telah diatur dalam Pancasila, termasuk tentang kehidupan dan kebebasan dalam beragama dan agama Islam mengajarkan akan arti toleransi dan cinta damai, tidak diperbolehkan melakukan kekerasan kepada sesama manusia meskipun beda keyakinan. Sebagai generasi penerus bangsa, peran pemuda dalam mencegah intoleransi, radikalisme dan terorisme sangat diperlukan. Untuk itu agar para generasi muda harus bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan mudah terprovokasi dengan informasi yang menyesatkan, ” tutup Ustad Nasir Abas.
Ketua Tim Kombes Pol. Drs. Nurul Azizah mengucapkan terimakasih kepada Kapolres Salatiga AKBP Aryuni Novitasari M.Psi, M.Si., Psi dan jajarannya yang telah memberikan fasilitas kegiatan Silaturahmi Kamtibmas dalam rangka mewujudkan Kamtibmas yang kondusif serta pimpinan pondok, pengurus dan para santri yang telah menjadi audiens yang luar biasa.
(rd/pr/nm)