Tribratanews.tribratanews.com - Badung, 21 Mei 2024 - Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon membuka Sesi Proses Regional World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (21/5/2024). Sesi tersebut secara khusus membahas tentang praktik-praktik pengelolaan air yang berkelanjutan dan kolaboratif secara regional di negara-negara kawasan Asia Pasifik, Amerika, Mediterania, dan Afrika.
"Proses regional sangatlah penting dalam forum ini. Proses regional merupakan tonggak yang signifikan dari keseluruhan pembahasan tentang air dalam minggu ini," kata Loic.
Sesi ini menjadi krusial karena hasilnya mewakili setidaknya 80 persen masyarakat yang ada di seluruh dunia.
Seluruh sesi proses regional dikatakan Loic, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berkolaborasi dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah air di masing-masing kawasan, maupun antar kawasan yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Baca Juga: KLHK Akan Adopsi Keberhasilan Jepang dalam Mengelola Danau
"Semangat berkolaborasi tidak hanya menjadi pondasi yang kuat untuk masa depan (pengelolaan air) yang berkesinambungan, tetapi juga memainkan peran yang krusial dalam kesuksesan (pengelolaan air) dari masing masing region. Dalam dua hari ke depan, setelah melalui proses yang telah berjalan selama ini, saya harapkan kita dapat hasil terbaik," katanya.
Proses regional, katanya, akan menambah pengetahuan langsung dari lapangan, berbagi pengalaman antar wilayah, sehingga hal-hal yang sukses di suatu wilayah dapat dilaksanakan di wilayah yang lain.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sumber Daya Air yang juga Ketua Bidang VI Panitia Nasional Penyelenggaraan World Water Forum ke-10 Firdaus Ali menyebut proses regional dirancang untuk mendorong strategi yang disesuaikan kondisi dan kearifan lokal di kawasan.
"Dengan mempertemukan para ahli, pembuat kebijakan, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor, kami bertujuan untuk membangun platform yang kuat untuk pertukaran pengetahuan, kerja sama, dan tindakan guna mengatasi masalah air," katanya.
Diskusi dan aktivitas dalam proses regional akan menentukan hasil yang dapat ditindaklanjuti dan dapat diterapkan di masing-masing kawasan maupun antar kawasan. Dengan berfokus pada prioritas regional dan memupuk semangat kolaborasi, seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat mengambil langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan air secara komprehensif dan berkelanjutan.
"Bersama-sama, kita mempunyai kekuatan untuk mengubah tantangan menjadi peluang, memastikan bahwa generasi masa depan mewarisi dunia dimana air dikelola secara bijaksana dan adil. Terima kasih atas dedikasi dan partisipasi Anda. Mari kita bekerja sama untuk menyukseskan inisiatif ini," kata Firdaus.
(ta/hn/nm)