Tribratanews.tribratanews.com - Hampir setiap kasus yang di tangani mabes polri selalu melibatkan Divhumas untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat, melalui berbagai platform media massa dan media sosial.
Menurut pengamat media massa, Dr. Rahmat Edi Irawan., S.Pd., M.IKom., kerja keras tanpa kenal waktu amat terlihat saat Polri tengah menghadapi kasus-kasus berat dan pelik. Kasus FS, Tragedi Kanjuruhan hingga penangkapan TM adalah beberapa contoh kasus-kasus pelik yang dihadapi Polri dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Divisi Humas Polri Gelar FGD Kontra Radikal “Terorisme Musuh Kita Bersama” di Polresta Barelang
Para personel Divhumas harus selalu siap saat ditanya wartawan. Dalam berbagai model PR Crisis, memang dikenal tiga pilihan antisipasi menghadapi media jika terjadi permasalahan di internal institusi yang menjadi sorotan publik. Pilihannya adalah apakah informasi dari internal itu bebas dipublikasikan ke publik, atau apakah informasi dari internal itu ditahan dulu agar tidak terpublikasikan ke publik, atau yang terakhir, arus informasi dari internal sama sekali tidak boleh bocor ke publik.
Ketika Divhumas Mabes Polri memilih untuk terus memberikan informasi internal terkait berbagai permasalahan atau kasus yang dihadapi Polri, tentu kita melihat dampaknya masyarakat tetap mengapresiasi dengan langkah-langkah taktis yang dilakukan Polri dan institusi Polri menghadapi berbagai badai yang tengah menghantam mereka.
Pilihan untuk terus memberikan informasi yang dilakukan Divhumas Mabes Polri, saat ini menjadi pilihan tepat dan terbaik. Bukan tidak mungkin, tanpa itu, akan lebih banyak beredar hoax yang merugikan Polri. Jika itu terjadi, rasanya tingkat kepercayaan publik pada Polri akan jauh lebih menurun lagi.
(ta/um)