Tribratanews.tribratanews.com - Bali. Puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali memasuki semester kedua 2022. Sektor akomodasi, makanan dan minuman menjadi penopang utama, diikuti oleh sektor pertanian, konstruksi dan perdagangan. Senin, (7/11/22).
Baca juga : Gelar Pasukan dan Peralatan, Kapolri dan Panglima TNI Ingin KTT G20 Berjalan Sukses
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Juli – September 2022, perekonomian Bali tumbuh sebesar 8,09% dibanding periode yang sama tahun sebelumya.
Pencapaian ini jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,72%. Secara akumulasi sejak Januari hingga September, produk domestik bruto (PDB) naik sebesar 4,19% dibanding tahun sebelumya.
‘’G20, memberi sumbangsih sekitar 1% terhadap PDB Bali,’’ ungkap Kepala BI Bali Trisno Nugroho.
Memasuki kuartal ketiga dan keempat, pertumbuhan ekonomi semakin kuat, meski kedatangan wisatawan termasuk tamu-tamu G20, baru sepertiga dari kondisi normal sebelum pandemi.
Struktur pertumbuhan menurut lapangan usaha yang terbesar berasal dari penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 18,43%, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,81% dan konstruksi sebesar 11,18%.
‘’Perkiraan tersebut sudah memasukkan faktor G20, yang pastinya memberi sumbangsih bagi bangkitnya perekonomian Bali,’’ ujar Trisno.
Pandemi telah membuat perlambatan perekonomian di hampir seluruh belahan dunia, sehingga mempengaruhi masuknya kunjungan wisata asing ke Bali sejak 2020 hingga saat ini.
Pada 2020, ekonomi Bali mengalami kontraksi atau -9,31% dibanding periode tahun sebelumnya. Perlambatan tersebut semakin berkurang memasuki 2021, meski masih mencatat -2,47%. Baru memasuki 2022, pertumbuhan ekonomi mencatat kinerja positif.
(ta/um)