Tribratanaews.tribratanews.com - Denpasar. Salah satu anggota Dit Polairud Polda Bali atas nama Bripka Jono mendirikan Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) di tempat tinggalnya di Perumahan Raya Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. TPQ yang diberi nama Asy Syifa itu dirintisnya sejak 2005.
Awalnya kegiatan belajar digelar di rumahnya sendiri. Berjalannya waktu kini Bripka Jono dan pengurus bisa membeli tiga rumah untuk tempat belajar para santri. Di TPQ itu Bripka Jono tidak hanya sebagai pengurus tetapi langsung menjadi guru.
Dilansir dari NusaBali, Bripka Jono menceritakan TPQ Asy Syifa awalnya didirikan untuk anak-anak dari warga Perumahan Raya Kampial. Rencana mulianya itu mendapat dukungan warga muslim di perumahan tersebut. Bripka Jono terpanggil untuk mendirikan TPQ karena sering mendengar cerita anak-anak warga di perumahannya tidak mendapatkan pendidikan agama Islam yang maksimal di sekolah.
Setelah sekian lama berdiri TPQ Asy Syifa kini sudah bekerja sama dengan sejumlah sekolah di Kecamatan Kuta Selatan. Kerja sama dimaksud adalah untuk memberikan nilai agama Islam bagi santri TPQ Asy Syifa yang di sekolahnya tidak mendapatkan pendidikan agama Islam.
Saat ini santri yang belajar di TPQ Asy Syifa berjumlah 71 orang. Mereka semua adalah pelajar TK sampai SMA. Sebagian besar para santri adalah anak-anak dari warga perumahan setempat, dan sebagian kecil lainnya anak di sekitar perumahan.
"Dari 71 orang santri kami yang sekolah di sekolah yang tidak ada guru agamanya kami yang mengeluarkan nilai agamanya. Lahirnya TPQ ini berawal dari kepedulian saya dan warga perumahan lainnya. Kita tahu di Bali ini mayoritas Hindu. Anak-anak di perumahan ini yang sekolah di sekolah negeri ada yang ada guru agamanya dan ada pula yang tidak ada guru agamanya. Kalaupun ada guru, tetapi pendidikan agamanya sangat minim," jelas Bripka Jono, Senin (12/6/23).
Baca Juga: Bhabinkamtibmas Polsek Sekincau menjadi guru ngaji bagi anak-anak di Desa binaannya
Para santri yang belajar di sana tidak dipungut biaya alias gratis SPP. Di TPQ ini para santri tidak hanya belajar Alquran, tetapi juga belajar Fiqih, Tauhid, Akhlak, Sejarah Islam, Fasholatan, dan Bahasa Arab. Selain itu ada kegiatan ekstrakurikuler, yakni para santri belajar main rebana.
Karena memiliki keterbatasan, jadwal belajar di TPQ Asy Syifa digelar Senin sampai Kamis. Proses belajar mengajar dibagi dua sesi. Anak-anak TK dan SD belajar mulai pukul 16.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita. Sementara untuk pelajar SMP dan SMA mulai pukul 19.00 Wita Sampai pukul 20.00 Wita.
Tenaga pengajar di TPQ ini sebanyak tujuh orang, yakni Bripka Jono sekaligus sebagai penanggung jawab. Ustadz Rahmatullah, Alumni Ponpes Sidogiri Pasuruan itu juga sebagai Kepala TPQ. Ustadz Muhibbin, Ustadz Alvinur Sayeed Widnatha, Ustadzah Nurhayati, Ustadzah Dwi Novia Wahyuni, dan Suharsi sekaligus sebagai tata usaha. Para pengajar ini mengajar tanpa digaji.
"Anak-anak belajar tanpa dipungut biaya. Tujuannya agar anak-anak yang ada di lingkungan kami ini semuanya bisa ngaji. Selain itu agar ada semangat dari orang tua untuk mendorong anaknya belajar agama. Tak hanya gratis, perlengkapan seragam untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu ditanggung pengurus. Kami berusaha mencari dana lewat para donatur kami yang baik hati," ungkap Bripka Jono.
Ia pun berharap agar anak-anak yang belum bergabung untuk belajar ngaji segera gabung belajar bersama di TPQ Asy Syifa. Dia mengaku sampai saat ini jebolan dari TPQ Asy Syifa sudah ada yang menempuh pendidikan di Al Azhar, Kairo, Mesir.
Polisi yang berdinas di Polda Bali sejak 2001 ini mengaku saat ini menghadapi banyak tantangan. Di antaranya masalah dana untuk membantu anak-anak kurang mampu dan banyak santri yang sudah duduk di bangku SMA tidak mau mengaji lagi.
Meskipun mengalami berbagai kesulitan, Bripka Jono terus berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat, khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Selain itu Bripka Jono tidak pernah lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Polri.
(my/hn/um)