www.tribratanews.com - Cianjur. Duka dan trauma gempa Cianjur masih menghantui para korban di sejumlah pengungsian. Untuk itu, Polri terus berupaya memberikan penyembuhan guna mengatasi gangguan psikologis, seperti kecemasan, panik dan gangguan lainnya dengan kegiatan trauma healing.
“Selama enam hari, kami bersama Mabes, Polda dan Polres telah melakukan trauma healing di 104 titik pengungsian. Kegiatan kami lakukan untuk anak-anak dan orang tua yang pasti mengalami trauma akibat bencana itu,” jelas Katim 2 Ro Psi SSDM Polri, AKBP H.M. Silaen, di Cianjur, Senin (28/11/22).
AKBP H.M. Silaen menerangkan, kegiatan trauma healing ini dilakukan oleh 110 konseler per hari. Sejak pasca bencana, pihaknya telah melayani 900 anak dan 400 orang dewasa untuk mengikuti kegiatan trauma healing ini.
Baca juga: Deteksi Kemungkinan Lokasi Desa Terisolir, Polri Gunakan Helikopter dan Drone
“Trauma healing dapat menjadi langkah yang tepat bagi para korban bencana untuk bisa menyembuhkan diri dari tragedi pasca bencana. Trauma healing diberikan untuk masyarakat terdampak gempa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sehingga dapat memberi motivasi atau penguatan secara psikologis untuk membangkitkan kembali semangat hidup masyarakat akibat gempa,” ungkap AKBP H.M. Silaen.
AKBP H.M. Silaen menambahkan, akibat gempa telah menyebabkan korban mengalami berbagai macam trauma. Diharapkan dengan kegiatan trauma healing ini, anak-anak dan masyarakat secara emosi bisa lebih tenang, lebih stabil. Sehingga bisa lebih berpikir positif untuk melakukan sehari-hari dan tidak merasa takut lagi untuk berada di dalam rumah.
“Adapun trauma healing yang kami lakukan dengan menghibur, khusunya anak-anak. Dengan bermain dan memberikan hadiah,” tutup AKBP H.M Silaen.
(el/hn/um)