Tribratanews.tribratanews.com - Pada lebaran tahun 2022 ini, pemerintah tak melarang masyarakat untuk melalukan mudik, kendati masa pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Polri pun tak melakukan penyekatan seperti pada lebaran sebelumnya.
Namun, boleh dikatakan, mudik tahun ini memiliki risiko yang cukup tinggi. Antusiasme warga melalukan mudik diduga akan sangat besar. Pemerintah meperkirakan, akan ada 80 juta warga yang akan melakukan perjalanan mudik. Maklum, selama dua tahun sebelumnya, di kala pandemi memuncak, kegiatan mudik sangat-sangat dibatasi.
Risiko besar dari kegiatan mudik saat ini akan muncul dari membludaknya pemakaian kendaraan pribadi. Situasi yang sejatinya masih pandemi membuat warga boleh jadi menghindari kendaraan umum. Karena itulah, jumlah kendaraan pribadi diduga akan sangat membludak.
Selain itu, mudik kali ini tidak diwarnai oleh kegiagtan mudik bareng yang dulu kerap dilakukan ratusan perusahaan, lembaga kemasyarakatan, dan instansi pemerintah di ibukota, yang mampu mengantarkan jutaan warga menggunakan ribuan bus ke kampungnya masing-masing.
Pandemi membuat kegiatan mudik bareng tidak siap digelar kali ini. Secara besar-besaran seperti dalam sutuasi normal.
Pemakaian sepeda motor juga akan sangat banyak. Ini juga mengundang risiko tersendiri. Sementara, akses tansportasi udara kian terbatas dalam jumlah armada dan rute menyusul tekanan pandemi yang kuat ke industri transportasi udara di seluruh dunia.
Alhasil, moda jalan raya menjadi pilihan. Di sisi lain, kualitas jalan raya di Indonesia biasanya terkendala kerusakan aspal akibat musim hujan dari akhir tahun silam. Kas negara yang tertekan pandemi membuat perbaikan jalan-jalan ini juga banyak terhambat. Kodisi ini riskan bahwa keselamatan dan mengudang kemacetan parah.
Polri sendiri sudah menyiagakan ratusan ribu personel untuk melakukan pengamanan arus mudik lebaran 2022 yang diprediksi akan dimulai sejak 28 April. Tak kurang dari 166.743 personel Mabes, Polda, dan instansi terkait lainnya disiagkan.
Pengerahan personel kepolisian itu dilakukan untuk mengantisipasi sejumlah permasalahan selama masa mudik tersebut. Polri juga akan mendirikan pos pengamanan dan pelayanan di sejumlah ruas jalan untuk melakukan pemantauan syarat-syarat mudik tahun ini.
Di pos pelayanan akan ditempatkan ruang untuk vaksin maupun booster. Hal ini membantu warga menguatkan imunitas ketika pulang ke kampung halaman.
Manajemen lalu lintas juga disiapkan. Polri sudah menskenariokan rekayasa lalu lintas berupa penerapan sistem satu arah atau one way, contra flow, buka-tutup jalur, pengalihan jalur, ganjil-genap, hingga rekayasa lalu lintas lainnya. Upaya tu diterapkan karena volume kendaraan pemudik diprediksi cukup tinggi.
Sementara itu, wilayah Jawa Tengah perlu menjadi perhatian khusus. Provinsi itu diduga akan menjadi tujuan terbesar para pemudik, dengan begitu, perlu koordinasi yang lebih intens antara Korlantas Polri, Ditlantas Polda, serta Pemerintah provinsi Jawa Tengah.
Mudik Menuntut Kewaspadaan Tinggi
14 April 2022 - 17:26
WIB
in
Opini
Sign in to leave a comment