Tribratanews.tribratanews.com - Papua. Ipda dr. Egenesia Merlyn Suarlembit tidak menyangka diterima saat mengajukan diri untuk menjadi bagian dari Satgas Operasi Damai Cartenz 2023. Ia merupakan satu-satunya polisi wanita (polwan) yang ikut ke wilayah-wilayah yang ada kelompok kriminal bersenjata (KKB).
dr. Merlyn mengaku tak banyak berharap. Sebab, kondisi Papua pada tahun lalu yang sedang tidak kondusif karena banyak kasus kekerasan yang dilakukan KKB.
"Tapi tahu-tahunya saya diterima untuk masuk ke Operasi Damai Cartenz dan saya kaget juga waktu dikirim kan sprint (surat perintah) dari Mabes Polri, saya lihat di sprint itu ternyata saya sendiri yang dokter Polwan dan saya ditemani rekan-rekan saya dokter laki-laki juga ada tiga orang. Tapi mereka di tempat yang berbeda," ujar dr. Merlyn, Rabu (8/3/2023).
Baca juga : Polisi di NTT Rela Sisihkan Gaji Demi Buka Lahan Pertanian Untuk Bantu Petani Miskin
Selama penugasan, perempuan berdarah Maluku itu berada di posko Jayapura. Namun ketika ada penugasan, dr. Merlyn selalu berpindah-pindah tempat baik di Intan Jaya, Lanny Jaya, Yahukimo, maupun wilayah lainnya.
"Mungkin kita tidak tahu kapan ada kontak, kapan nanti ada serangan dan sebagainya dari pihak KKB. Jadi setiap perjalanan pasti ada rasa khawatir dan selalu waspada, itu saja sih," ucap dr. Merlyn.
Selama bertugas di lapangan, dr. Merlyn pun selalu menggunakan rompi dan helm anti-peluru. Ketika berada di tempat yang kondusif, Ia selalu berbaur dengan masyarakat dan memeriksa kesehatan mereka secara gratis kepada yang membutuhkan.
Berada di pasukan Damai Cartenz yang semuanya laki-laki, dr. Merlyn mengaku awalnya canggung. Namun, selama hampir tiga bulan bertugas, ia sudah bisa menyesuaikan diri. "Karena kapan lagi saya dikasih kesempatan untuk ikut Operasi Damai Cartenz 2023. Mungkin pengalaman sekali seumur hidup," tutup dr. Merlyn.
(ndt/af/hn/um)