Indonesia Indicator Sebut Citra Polri Kembali Pulih

2 July 2023 - 21:30 WIB
Foto: Line Today

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Lembaga Survei Indonesia Indicator menyebut tingkat kepercayaan publik terhadap institusi Polri kembali pulih. Menurut penilaian mereka, keseluruhan nilai rapor kinerja Polri pada 2023 berada di posisi 76 dari angka 100.

“Angka ini diperoleh dari analisis framing media online terhadap berbagai pemberitaan mengenai Polri,” ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang, Minggu (2/7/23).

Data media online dihimpun dari seluruh berita media online Indonesia dari 1 Januari – 30 Juni 2023 dengan total mencapai 538.138 berita dari 3.887 media online di Indonesia.

Menurut Rustika, tingkat kepercayaan Polri sempat tergerus akibat kasus Ferdy Sambo, tragedi Kanjuruhan dan narkoba Teddy Minahasa pada 2023. Namun, kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum itu kembali naik dan pulih.

“Naiknya sentimen positif ini juga diikuti oleh berbagai upaya Polri dalam membenahi diri, menegakkan hukum, mendekati masyarakat," jelas Rustika.

Sepanjang 2023, kata Rustika, Polri telah mengerahkan upaya untuk menyelesaikan berbagai kasus narkoba, pengamanan agenda nasional seperti KTT Asean, mengondisikan berbagai persiapan pelaksanaan pemilu damai, pendekatan kemanusiaan dalam konflik Papua, penangkapan teroris, dan penangkapan TPPO.

Pengamanan arus mudik dan arus balik lebaran 2023, kata Rustika, menjadi isu yang paling berperan penting dalam mengatrol angka kepercayaan publik terhadap Polri. Alhasil, arus mudik dan balik Lebaran 2023 yang berjalan lancar membuat berita negatif soal mudik menjadi minim.

Selain itu, sentimen positif soal arus mudik dan balik juga dipengaruhi masifnya pemberitaan soal kesiapan dan pengamanan mudik dari seluruh jajaran Polda dan Polres se-Indonesia. Pengalaman langsung masyarakat terhadap pelayanan Polri di lapangan dalam mengelola arus mudik dan arus balik terlihat sangat menonjol.

Adapun 5 isu menonjol di media online dalam enam bulan terakhir adalah proses hukum Ferdy Sambo sebanyak 56.040 pemberitaan, penanganan arus mudik/balik sebanyak 43.127 berita, pengungkapan kasus-kasus narkoba 31.411 berita, persiapan pengamanan pemilu 2024 sebanyak 30.899 berita, serta penyelesaian konflik Papua sebanyak 27.928 berita.

Secara analisis framing, kasus mudik, narkoba, dan pengamanan pemilu didominasi pemberitaan positif, sementara pada konflik Papua masih menyisakan sentimen negatif karena terkait penyanderaan pilot dan isu mengenai KKB.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Ingatkan Polri Hadapi Sejumlah Tantangan di Masa Depan

Inovasi Polri dalam pengaduan masyarakat melalui berbagai aplikasi seperti Dumas Presisi, bidang ‘bhabinkamtibmas’ seperti Polisi RW, penanganan terorisme, aktivitas Jumat Curhat juga menduduki posisi 10 isu menonjol di Polri dan turut menyumbang sentimen positif.

Sementara sumbangan sentimen negatif berasal dari isu terkait oknum polisi yang sikap dan perilakunya tidak bertanggungjawab, seperti penanganan hukum lambat, melakukan pungutan liar dalam berbagai bentuknya,

"Seperti dalam kasus Mario Dandy maupun kasus tabrak lari Selvi Amalia maupun Hasya mahasiswa UI," kata Rustika.

Pulihnya kembali citra Polri di mata publik juga didukung  pemberitaan media yang getol memberitakan soal informasi layanan Polri, terutama di bidang lalu lintas seperti kebijakan terkait kelengkapan surat-surat berkendara, dan pemberlakuan E-TLE. Menurut Rustika, berita yang bersifat informatif ini penting untuk diketahui masyarakat luas.

Berdasarkan hasil riset tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, M.Si., menjadi media darling dengan menyumbang jumlah statement tertinggi yakni hingga 141.902 pernyataan yang dikutip media. 

“Ini juga mengindikasikan Kapolri dan jajarannya kerap sigap memberikan informasi maupun menangkal informasi yang negatif dengan cepat tanggap,” ujar Rustika menegaskan.

Menurut Rustika, keberhasilan Polri mengangkat citranya adalah sebuah kerja yang sangat besar. “Diperlukan soliditas dan kesadaran seluruh anggota Polri untuk secara bersama-sama bekerja lebih keras dibandingkan sebelumnya. Mereka juga diharapkan untuk mengerem dirinya sendiri dan keluarganya, karena seluruh masyarakat kini lebih memperhatikan posisi Polri sejak kejadian Ferdy Sambo,” ungkap Rustika.

Rustika menilai sensitivitas Polri terhadap isu-isu publik sudah mulai meningkat dibanding waktu-waktu sebelumnya. Selain itu, kata dia, Polri juga lebih cepat bergerak dan bertindak begitu ada isu yang berpotensi untuk meningkat tajam. “Pendekatan humanis juga mulai dikedepankan,” ucap Rustika.

Menurut dia, kepemimpinan yang kuat yang menjadi kunci atas keberhasilan ini. Kepemimpinan yang kuat, kata Rustika, Polri dan seluruh anggota mampu  bangkit, bergerak, dan semakin mendekat ke masyarakat serta terus menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

(ndt/hn/um)

in Opini

Share this post

Sign in to leave a comment