Tribratanews.polri.goid - Menurut Gus Iim, panggilan akrab KH Halim Mahfudz, Polri sudah pasti memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dalam mempersiapkan dan mengawal kegiatan internasional.
“G20 itu kegiatan internasional. Para pemimpin dunia akan hadir di situ dan mereka membutuhkan pengamanan kelas atas. Polri pasti siap menjamin pengamanan fisik bagi para pemimpin dunia tersebut. Salah satunya dapat dilihat dari diadakan Operasi Puri Agung 2022 itu,” ungkap Gus Lim
Baca juga : Gus Iim: KTT G20 Momentum Polri Tunjukkan Prestasi
Cicit Pendiri NU mengingatkan, aparat kepolisian juga harus memperhatikan keamanan nonfisik di ruang digital. “Sebagai aparat keamanan, harus memberikan kenyamanan kepada kepala negara yang hadir. Secara fisik saya yakin polisi punya pengalaman dan pengetahuan yang banyak karena sudah sering mengamankan acara internasional. Ilmunya ada. Tapi kalau kemanan nonfisik itu yang harus jadi perhatian. Misalnya tidak ada lagi berita yang hoaks. Sebab tidak menutup kemungkinan ada orang yang tidak ingin acara G20 itu sukses,” kata alumni Cornell Univesity AS ini.
Untuk mengatasi masalah nonfisik itu, Gus Iim menyarankan polisi menggunakan strategi komunikasi atau pendekatan pentahelix (lima pilar). Pendekatan itu membuat lima pihak yaitu pemerintah, masyarakat sipil, badan usaha, akademisi, dan media massa saling berbagi perspektif untuk mendapatkan pandangan yang komprehensif dan utuh.
“Oleh karena itu, saya harap polsii membuka komunikasi dengan strategi pentahelix. Pendekatan itu juga sudah diakui oleh seluruh dunia. Apalagi tidak ada satu pun negara yang bisa menyelesaikan masalah sendirian. Harus ada kerja sama. Saya juga melihat di berita-berita, Polri masih kerja sama dengan lembaga pemerintah. Jadi saya tegaskan di luar pemerintah seperti kampus, dunia usaha, dia punya perpektif dan informasi sendiri. Mereka punya pandangan berbeda. oleh karena itu, itu harus dilakukan. Saya harap polisi menggunkana pendekatan pentahelix itu,” Jelasnya.
(ta/um)