Wujudkan Keadilan Sosial, Menko PMK Tekankan Urgensi Kesadaran Berzakat

26 September 2024 - 13:30 WIB
Antaranews

Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2024, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran berzakat di tengah masyarakat, untuk dapat mewujudkan keadilan sosial di Indonesia.

"Kesadaran berzakat ini harus betul-betul ditumbuhkan, harus dipegang betul karena kalau tidak, suatu saat nanti orang-orang akan berzakat karena dipaksa, dan itu tidak bagus," ujarnya, dilansir dari laman Antaranews, Kamis (26/9/24).

Dalam keterangannya ia menilai zakat semestinya tidak hanya dilakukan sebagai kewajiban yang dipaksakan, tapi betul-betul berasal dari keikhlasan dan keimanan. Menurutnya, zakat yang timbul dari kesadaran pribadi lebih utama daripada zakat yang dipaksakan.

"Zakat itu kalau tidak salah artinya kan mensucikan, membersihkan. Mensucikan harta kita di antaranya ya itu, kemungkinan ada unsur-unsur riba di dalam setiap transaksi yang kita lakukan, maka kita sucikan, kita bersihkan dengan zakat," jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa intinya, zakat itu adalah alat untuk membersihkan berbagai macam transaksi, berbagai macam hal yang ada di dalam harta kita, karena itu mestinya karena iman, masing-masing orang punya kesadaran sendiri-sendiri, terutama termasuk jumlah zakatnya.

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, menambahkan zakat merupakan mekanisme yang paling efektif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi di setiap wilayah untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

"Zakat adalah mekanisme yang paling efektif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi di setiap tempat untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan inti dari keadilan sosial adalah kesetaraan," jelasnya.

Sebagai informasi diketahui bahwa, Rakornas Baznas diselenggarakan selama tiga hari pada 25-27 September 2024, dihadiri 1.200 peserta yang berasal dari unsur Pimpinan Baznas se-Indonesia dari Pusat, 38 Provinsi, dan 514 Kabupaten/Kota dengan mengangkat tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam rangka Sukses Astacita".

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment