Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan perlunya edukasi keragaman pangan lokal dan pilihan makanan yang lebih sehat. Penekanan itu disampaiakn dalam pembukaan gelaran Salon International de L'alimentation (SIAL) Interfood ke-25, di Jakarta.
"Pameran tersebut harus dimanfaatkan secara optimal untuk saling belajar dan mencari cara untuk mendukung inisiatif pangan lokal yang ramah lingkungan," ujar Wamendag, Rabu (13/11/24).
Wamendag mengatakan para pemangku kepentingan diharapkan dapat saling belajar dan mencari cara untuk mendukung inisiatif pangan lokal dan ramah lingkungan. Ia menjelaskan saat ini terdapat berbagai isu yang mendesak bagi industri pangan, seperti keamanan pangan, keberlanjutan dan pola makan sehat.
Isu-isu tersebut harus segera diatasi, terutama seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih pangan yang lezat dan ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, Wamendag menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sekaligus mendorong ekspor produk, termasuk produk makanan dan minuman.
Bagi Wamendag, kolaborasi dapat meningkatkan daya saing, memfasilitasi internasionalisasi UMKM, dan meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk.
UMKM dapat menjadi katalis penting bagi penciptaan lapangan kerja dan upaya untuk meningkatkan ekspor nasional. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta penting untuk meningkatkan daya saing, memfasilitasi internasionalisasi UMKM dan meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk makanan dan minuman Indonesia.
Wamendag mengatakan Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus melaksanakan inisiatif UMKM menembus pasar internasional. Hal ini untuk memfasilitasi perluasan pasar ekspor yang terdiri dari tiga program utama.
Inisiatif ini menekankan pada perlindungan pasar domestik yang meliputi pemanfaatan pasar, penyelesaian sengketa perdagangan dan pengawasan perdagangan yang berkelanjutan.
"Kedua, perluasan pasar ekspor dengan meningkatkan diplomasi perdagangan internasional. Terakhir, upaya untuk mendorong peningkatan daya adaptasi dan inovasi UMKM yang dikenal dengan UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor," terang Wamendag
(ndt/hn/nm)