Tribratanews.tribratanews.com - Mimika - Para tokoh masyarakat di Papua mengecam sejumlah aksi yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Baru-baru ini, KKB membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot maskapai tersebut yang bernama Philip Marc Merhtenz. Selain itu, sebanyak 15 pekerja bangunan puskesmas di Distrik Paro juga mendapat ancaman pembunuhan dari kelompok pimpinan Egianus Kogoya itu.
Baca juga : Tokoh Masyarakat Papua Ingatkan KKB Atas Kebaikan Pilot Susi Air
Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Mimika, Lucky Mahaneka, sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tak mengenakan itu. "Kami sayangkan ini terjadi, penyanderaan pilot Susi Air ini adalah tindakan separatis," ujar dia pada Jumat (17/2/2023).
Untuk itu lah, menurut Lucky, TNI-POLRI harus hadir,dalam peristiwa penyanderaan ini. “Kami sepakat negara harus hadir, khususnya TNI-Polri, sekiranya ada itikad baik dari kelompok KKB mungkin dapat mengembalikan pilot secara baik dan dalam kondisi sehat, mengingat pilot ini adalah warga negara asing, dan ini berkaitan dengan hubungan antara dua negara yaitu Indonesia dan Selandia Baru,” ujar dia menambahkan.
Lucky pun mengajak pemerintah setempat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat untuk ikut membangun komunikasi dengan KKB dan meminta mereka segera membebaskan Philip.
“Bagaimana pun dia telah memberikan pelayanan transportasi udara terbaik, membantu memenuhi kebutuhan masyarakat di pedalaman Papua," ujar Lucky.
Lebih lanjut, Lucky menegaskan bahwa aksi kekerasan tidak pantas ada di wilayah mana pun, termasuk Papua. Sebaliknya, cinta kasih dan perdamaian justru menjadi hal yang harus senantiasa disebarkan.
Lucky pun berharap seluruh masyarakat mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah bersama para tokoh masyarakat dan TNI-Polri dalam melakukan Pendekatan persuasif dalam rangka membebaskan pilot Susi Air.
“Mari kita doakan dan dukung bersama semoga upaya pembebasan pilot dapat berhasil. Serta mari bersama menjaga bumi cendrawasih tetap aman, jaga kestabilan kamtibmas di Papua serta hidup berdampingan rukun dan damai,” tutup Lucky.
(ndt/af/pr/um)