Tribratanews.tribratanews.com - Palu. Sebanyak 22 warga Sulawesi Tengah ditangkap aparat Densus 88 Anti Teror dibantu aparat Polda Sulteng.
Hal itu disampaikan Kapolda Sulteng, Irjen. Pol. Drs. Rudy Sufahriadi dalam konferensi pers di Mapolda Sulteng, Rabu (18/5/22).
“24 orang ini terdiri dari 22 dari Provinsi Sulawesi Tengah, 19 berasal dari Poso, 3 orang dari Ampana, 1 orang ditangkap di Kalimantan Timur, 1 orang di Bekasi, Jakarta,” jelas Kapolda Sulteng.
Beliau menyebutkan, 22 warga Sulteng yang ditangkap masing-masing, inisial IR, RA, BS, FM, SH, AW, HR, LY, IS, RK, TR, IS, MB, MR, RK, EA, SM, AM, DM, DR, TL dan FS.
Mantan Kapolda Jabar ini menjelaskan, 24 orang tersebut ditangkap karena diduga akan melakukan rangkaian kegiatan diantaranya, akan melakukan latihan di tempat yang pernah dilakukan oleh JAD (Jamaah Ansharut Daulah) sebelumnya (Gunung biru Poso).
Lanjut beliau, puluhan orang tersebut juga memiliki dan menyimpan senjata api rakitan jenis revolver. Selain itu, juga telah melakukan pembaharuan bai’at kepada Amir (pimpinan) organisasi terlarang ISIS, selanjutnya juga telah beberapa kali melakukan kegiatan Idad atau kegiatan pelatihan yang harus dilakukan wajib hukumnya bagi mereka yang akan melakukan Amaliyah.
“Sebelum mereka bertindak wajib hukumnya melakukan Idad, setelah melakukan Idad baru bisa Amaliyah menurut cara mereka,” ujar Jenderal Bintang Dua ini.
Selanjutnya ujar beliau, mereka juga memberikan dukungan logistik dan dana untuk kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Memiliki niat dan telah melakukan persiapan untuk bergabung dengan kelompok MIT, serta memposting di media sosial konten provokasi dan ajakan untuk melakukan aksi jihad.
“Jihad ini sangat mungkin dilakukan, karena mereka sudah beberapa kali melakukan Idad. Untuk itu, maka Densus dibantu oleh Polda Sulteng melakukan kegiatan penangkapan ini,” jelas Kapolda Sulteng.
Dari hasil koordinasi dengan Densus 88 Anti Teror, Kapolda Sulteng memastikan bahwa tersangka anggota MIT Poso menyisahkan 1 orang yakni Pak Guru, dan menurut keterangan saksi baik itu penduduk petani dan teman dia (Pak Guru) di luar yang menyebutkan sisa Pak Guru.
“Namun demikian, kami masih mencari, kalau memang Nai pernah tertembak dalam waktu penyergapan lalu, kita sedang cari dimana jenazahnya dimakamkan, karena semua yang kita tanya tidak ada, semua tertembak meninggal satu-satu, untuk itu bersabar kita cari-cari bekasnya dimana, jejaknya dimana, karena dapat dipastikan ini (anggota MIT) sisa satu,” sebut Kapolda sambil memperlihatkan gambar dua DPO MIT Poso.
Beliau juga meminta kepada sisa satu orang DPO MIT Poso itu, untuk segera menyerahkan diri. “Kalau tinggal satu lebih bagus menyerahkan diri, supaya kita dapat melakukan perubahan terhadap Sulawesi Tengah,” imbau Kapolda Sulteng.
Beliau juga optimis Operasi Madago Raya yang saat ini masih berlangsung akan segera berakhir. “Operasi yang dilakukan sekarang ini kan juga harus berakhir, dengan anggaran yang kecil, untuk itu saya mengimbau kalau ini bisa menyerah (sisa DPO) lebih bagus lagi, kalau tidak, kita cari sampai dapat,” tegas Kapolda Sulteng.
Terlibat Jaringan Teroris, 22 Warga Sulteng Ditangkap
21 May 2022 - 20:43
WIB
in
Nasional
Sign in to leave a comment