Sosialisasi Kerja Sama antara Polri dan PSSI Resmi Dilakukan

17 November 2024 - 20:56 WIB
www.tribratanews.com - Jakarta. Mabes Polri bersama PSSI melaksanakan sosialisasi kerja dan melibatkan seluruh Polda di Tanah Air serta seluruh Asosiasi Provinsi (Asprov) di Pusdalsis Mabes Polri, Rabu (17/11/2021)

Sosialisasi ini dilakukan terkait Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PSSI dan Polri Nomor 12/PSSI/VII-2021 dan Nomor PKS/27/VII/2021 Tanggal 21 Juli 2024 tentang Penerbitan Rekomendasi dan/atau Pemberian Izin Bantuan Pengamanan, Penegakan Hukum, Kesehatan dan Hubungan Luar Negeri dalam Kegiatan PSSI.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Asops Kapolri, Irjen. Pol. Drs. Imam Sugianto, M.Si., beserta jajaran. Kemudian dari PSSI hadir Ketua Umum PSSI, Komjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. H. Mochamad Iriawan, S.H., M.M., M.H., Sekjen PSSI Yunus Nusi, Ketua Komdis Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing, dan staf khusus. Sedangkan dari pihak PT LIB dihadiri oleh Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita, Direktur Operasional PT LIB Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Sudjarno, S.H., dan jajarannya.

Dalam sambutannya, Asops Kapolri mengucapkan terima kasih kepada PSSI terkait perjanjian kerja sama ini. Kerja sama ini menindaklanjuti kerja sama yang pernah dicetuskan oleh Menpora, Dr. H. Zainudin Amali, S.E., M.Si., dan Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.

"Jadi intinya kerja sama ini, salah satunya mengawal kompetisi Liga 1 dan 2 dari awal hingga akhir. Dan yang paling penting di akhir nanti ada penilaian positif dari publik terkait kompetisi ini," jelas Asops Kapolri itu.

Jenderal Bintang Dua itu melanjutkan bahwa di masa pendemi covid-19 ini, yang paling penting adalah mengawal terkait protokol kesehatan (prokes). Selain itu Polri juga mengetahui tentang berita pengaturan skor.

"Isu negatif akan menimbukan kerawanan dan gangguan. Karena pada akhirnya akan menimbulkan keresahan di Kamtibmas. Itu sebabnya harus ada koordinasi antara PSSI, Mabes Polri, dan Polda," jelasnya.

Mantan Wakapolda Kalbar itu juga membenarkan bahwa satgas mafia bola itu masih ada. Bahkan satgas itu sering hadir dalam beberapa pertandingan, baik itu di Liga 1 maupun Liga 2.

"Tugas satgas anti mafia bola itu adalah pencegahan. Tugasnya ini di kewilayahan. Tolong dipahami betul oleh seluruh Polda di Tanah Air dan SOP nya ditajamkan. Jangan sampai kemudian di wilayah tidak tahu soal satgas anti mafia bola ini," jelasnya.

Sementara itu, Ketum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan perjanjian kerja sama ini yang pertama dalam sejarah PSSI.

"Ini bukan karena saya mantan polisi. Tetapi, saya ingin mengembalikan sepakbola ke hal-hal yang benar," jelas ketum PSSI.

ia juga mengatakan saat dipanggil Presiden Jokowi ada tiga arahan yang diberikan kepadanya. Pertama timnas Indonesia harus berprestasi. Harus bisa berbicara. Kedua kompetisi harus menarik dan enak ditonton. Ketiga adalah industri.

"Industri ini bisa berjalan jika ada trust (kepercayaan). Lihat saja sekarang banyak klub Liga 2 yang dibeli oleh pesohor. Ini menandakan adanya kepercayaan," lanjutnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga melanjutkan bahwa sosialisasi ini nanti akan dilanjutkan antara Mabes Polri dan PSSI. Ia menyoroti masih ada penonton di beberapa laga Liga 3. Padahal aturan PSSI selama ini belum mengizinkan adanya penonton.

"Itu sebabnya dengan sosialisasi, semua bisa memahami semua aturan yang ada," lanjutnya.

Ketua Umum PSSI juga meminta semua Asprov untuk jemput bola dan jangan menunggu.
"Sampaikan jika ada keluhan atau kendala kepada kepolisian setempat. Jadi kemudian jika ada masalah, jangan menyalahkan polisi. Tugas polisi yang utama adalah kamtibmas. Itu sebabnya sekali lagi Asprov harus aktif," pungkasnya.

(my/bq/hy)

Share this post

Sign in to leave a comment