Tribratanews.tribratanews.com - Jakarta. TNI-Polri memberikan atensi terhadap potensi gangguan stabilitas keamanan yang bisa saja ditimbulkan oleh gejolak ekonomi. Atensi tersebut disampaikan dalam Rapim TNI-Polri 2023 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Melalui paparannya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prasetyo menyampaikan, perang menyebabkan terjadinya krisis multidimensi mulai dari krisis energi,
pangan, hingga perekonomian.
Baca juga : Ketua MPR Ingatkan Pentingnya TNI-Polri Sigap Hadapi Tantangan Dunia Digital
"Gejolak Ekonomi Global berdampak pada stabilitas Polhukhankam dalam negeri," ujar Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit.
Resesi sendiri berpotensi meningkatan permusuhan dan kebencian terhadap kelompok minoritas. Sementara, kenaikan harga energi dapat memicu demo dalam skala besar dan kerusuhan pada negara dgn stabilitas politik yang buruk.
Dalam Pemaparan tersebut, Kapolri menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,28 persen, yang
merupakan peringkat enam terendah dibandingkan negara G20 lainnya. Angka ini lebih rendah dibandingkan prakiraan awal BI sebesar 6,6–6,7%.Kapolri juga mengingatkan arahan Presiden dalam Rakornas Forkopimda 2023 berkaitan dengan ekonomi utamanya inflasi, kenaikan harga-harga barang dan jasa. Bahwa arus diwaspadai mengenai yang pertama urusan beras, yang kedua minyak goreng.
Kapolri meminta TNI-Polri melalui Satgas Pangan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas dapat membantu Pemerintah Daerah dalam memantau ketersediaan dan perkembangan harga Bapokting di lapangan. Sehingga terjaga agar fondasi betul-betul bisa dibangun.
"Karena kita tahu negara lain itu juga enggak senang kita bisa TNI-Polri bersama-sama menjaga stabilitas polhukhankam, khususnya di kawasan strategis untuk menjaga kepercayaan investor," ujar Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit.
Kapolri juga berharap, TNI-Polri harus mendukung capaian P3DN dan menggelorakan gerakan bangga buatan Indonesia, serta mengawal penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat agar tepat sasaran.
(ndt/af/hn/um)