Tribratanews.tribratanews.com - Yogyakarta. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan peningkatan bahwa populasi predator alami dapat menjadi solusi untuk menekan serangan hama Belalang Kembara di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Keberadaan musuh alami Belalang Kembara, misalnya burung dan serangga predator menjadi salah satu komponen penting untuk menjaga agar populasi (Belalang Kembara) di Pulau Sumba tetap rendah dan tetap pada fase soliter," ungkap Ketua Tim Fakultas Pertanian UGM Prof Andi Trisyono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat (15/12/23).
Ketua Tim Fakultas Pertanian UGM mengatakan bahwa penangkapan Belalang Kembara dan penyemprotan insektisida merupakan upaya jangka pendek supaya populasi segera menurun, sehingga kerusakan dan kerugian dapat dikurangi. teknologi pengendalian yang lebih ramah lingkungan perlu dicari, dikembangkan, dan diterapkan, untuk tujuan jangka menengah dan panjang. Ia mengatakan ada banyak spesies burung di Kabupaten Sumba Timur dan beberapa diantaranya adalah pemakan belalang.
Prof. Andi Trisyono menambahkan populasi burung predator tersebut sangat rendah sehingga perlu diupayakan untuk melindungi, melestarikan, dan menambah populasi burung predator lokal di Pulau Sumba.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Wilayah Melonguane Sulawesi Utara Pagi Ini
"Penelitian tentang efektivitas entomopatogen juga sedang berjalan, yang nantinya bisa menjadi salah satu teknologi yang bisa digunakan untuk mengendalikan Belalang Kembara yang lebih ramah dibandingkan dengan insektisida kimia sintetik," ungkap Prof Andi Trisyono.
Prof Andi Trisyono mengatakan bahwa Pemda Sumba Timur bersama-sama dengan UGM, Kementerian Pertanian, dan FAO, telah bekerja sama dan melaksanakan pengendalian belalang secara serempak sejak 6 Februari 2023, untuk mengendalikan hama itu dibangun sistem berkesinambungan, salah satunya pemetaan terhadap lokasi, populasi, serta fase Belalang Kembara. Kemudian dilakukan upaya pengendalian dengan penangkapan maupun penyemprotan belalang di daerah yang sudah teridentifikasi.
Selanjutnya ia mengatakan evaluasi untuk mengetahui efektivitas teknologi pengendalian yang diterapkan dalam menurunkan populasi Belalang Kembara dan monitoring serta surveilensi.
"Dengan begitu perkembangan populasi hama ini dapat dideteksi seawal mungkin, sehingga langkah pengendalian bisa segera dilakukan untuk mencegah outbreak besar di Pulau Sumba pada tahun-tahun mendatang," tutupnya.
(ri/pr/nm)