Polri Imbau Masyarakat Waspadai Penyebaran Terorisme Melalui Medsos

1 September 2024 - 10:22 WIB
www.tribratanews.com - Jakarta. Kemenangan kelompok Taliban di Afghanistan diperkirakan akan membangkitkan sel tidur terorisme di tanah air. Untuk itu Polri meminta serta mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran paham terorisme yang saat ini gencar dilakukan melaui media sosial.

Demikian disampaikan oleh Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Irjen Pol. Martinus Hukom, dalam webinar "Meningkatkan Partisipasi, Terorisme Dapat Ditanggulangi" yang diselenggarakan oleh Divisi Humas Polri, Selasa (31/08/21).

Dalam acara webinar tersebut turut dihadiri oleh Deputi 7 BIN Dr. Wawan H. Purwanto, pengamat intelijen Dr. Susaningtyas Kertopati, dan Dekan Fisip Universitas Airlangga Prof. Dr. Bagong Suyanto, M.Si.

Para narasumber berpendapat tanpa keterlibatan masyarakat, mustahil penyebaran paham anti Pancasila dan radikalisme dapat dilaksanakan secara optimal.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Rusdi Hartono mengatakan bahwa tindak pidana terorisme merupakan kejahatan yang tergolong pemberantasannya dilakukan secara luar biasa (extra ordinary crimes).

Tindak pidana tersebut juga dapat digolongkan kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes again humanity) sehingga mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

Perhatian ini tercermin dalam penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, serta dibentukan BNPT dan Detasemen Khusus 88 Anti Teror di lingkungan Polri.

“Ini dimaksudkan untuk menanggulangi aksi terorisme dengan sebaik mungkin sehingga dapat memberikan jaminan atas kamtibmas yang kondusif yang pada gilirannya tercipta stabilitas sebagai modal utama pembangunan,” terang Brigjen Pol. Rusdi Hartono.

Irjen Pol. Martinus Hukom menjelaskan Densus 88 Anti teror berhasil meringkus 309 orang dalam beberapa waktu terakhir, dan akan ada lagi penangkapan.

Kadensus 88 Antiteror Polri menuturkan meskipun sudah banyak yang ditangkap, kelompok teroris tetap menggunakan media sosial untuk menyebarkan pahamnya.

"Mereka selalu mempertentangkan Pancasila dengan ideologi lain," tutur Jenderal Bintang Dua.

Deputi VII BIN, Dr. Wawan Hari Purwanto mengakui fenomena kemenangan Taliban di Afghanistan telah memicu kekhawatiran sejumlah pihak tentang kebangkitan paham radikal dan teror. Keresahan ini terbukti dengan adanya ledakan bom di luar Bandara Kabul, 26 Agustus lalu.

“Peristiwa tersebut menyisahkan tanda tanya bagaimana modus baru gerakan terorisme saat ini dan bagaimana partisipasi publik menekan aksi tersebut,” tutup Dr. Wawan Hari Purwanto.

Share this post

Sign in to leave a comment